PANYABUNGAN (Mandailing Online) – Sebanyak sembilan orang tertimbun longsor, 5 diantaranya tewas di tambang emas tepian sungai Batang Natal, Dusun Simarombun, Kelurahan Simpang Gambir, Kecamatan Lingga Bayu, Mandailing Natal (Madina), Kamis (26/06/2014).
Peristiwa terjadi sekira pukul 16:30 WIB ketika anak-anak yang masih usia sekolah itu sibuk mencetek biji emas di lobang tambang tersebut.
Nama-nama yang meninggal dunia adalah Ardi Nasution (16), Gunawan Rangkuty (18), Koir (18), Rahmad (18), Mastap (18). Sementara korban luka- luka Kholid (25), Uddin Nasution, Hera Susanto Lubis (23) dan Dedi (18). Mereka luka ringan.
Seorang saksi mata, Sopian yang juga warga Kelurahan Simpang Gambir menerangkan saat kejadian longsor kelima korban tewas berada di dalam lobang tambang emas yang kedalamannya sekitar 5 meter. Sementara 4 orang luka-luka terebut tak jauh berada dari reruntuhan karena sedang menunggu antrian masuk lobang.
Diungkapaknya, begitu cekungan tambang runtuh, air sungai pun langsung menggenangi reruntuhan sehingga pertolongan cepat pun terhambat, diperparah mesin penghisap air yang masih berada di titik lokasi tak bisa dihidupkan.
“Kami hanya hendak mengais rejeki pada waktu libur sekolah,” ucapnya.
Sejauh ini masih simpang siur informasi soal status tambang ini apakah sudah ditinggalkan pemiliknya atau masih berstatus beroperasi.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Madina, Rizfan Zuliardi mengatakan korban tewas berhasil dievakuasi setelah satu jam setelah longsor. Evakuasi dilakukan oleh BPBD bersama warga setempat.
Kasat Reskrim Polres Madina AKP Wira, Sik di hari yang sama menyatakan pihaknya masih terus menyelidiki tambang ini serta penyebab longsor.
Tetapi nama pemilik tambang sudah dikantongi polisi, yakni Asdan atau biasa dipanggil Kedan (37) warga Kelurahan Simpang Gambir, sedangkan pemilik tanah atas nama Rizal,Sp.
“Kita masih terus menyelidiki peristiwa tersebut, hingga saat ini Polres Madina masih terus memeriksa para saksi-saksi, untuk memberikan penjelasan,” ungkapnya.
Peliput: Maradotang Pulungan
Editor : Dahlan Batubara