PANYABUNGAN (Mandailing Online) – Mengingat potensi bahan baku getah karet yang diproduksi dari perkebunan rakyat di Kabupaten Mandailing Natal (Madina) dan untuk meningkatkan daya jual tingkat petani, diminta Pemkab Madina untuk menerbitkan izin Crumb Rubber atau pabrik pengolahan karet.
Wakil Bupati Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) Madina, Abdul Waris Ray kepada wartawan, Selasa (15/1) di Panyabungan menyebutkan, berdasar data, jumlah produksi karet dari 23 kecamatan di Madina mencapai 61.865 ton pada tahun 2012. Jumlah tersebut diperkirakan sudah sangat memadai bagi pembangunan pabrik.
“Kita melihat dari umur kabupaten Mandailing Natal sudah mencapai 13 tahun ini pembangunan pabrik pengolahan karet sering menjadi wacana di pemerintahan untuk pembangunan, bahkan sempat beberapa kali dilakukan peninjauan lokasi pabrik, akan tetapi hingga tahun ini belum terealisasi,” katanya.
Diungkapkanya, karet yang dihasilkan petani Madina selain dibawa ke Sidempuan dan kawasan Medan, juga banyak dikirim ke Provinsi Sumatra Barat dengan alasan pertimbangan jarak dan waktu tempuh pengiriman yang singkat. Hal ini tetap berimbas terhadap harga penjualan di tingkat petani.
“Tentu fakta tersebut harus menjadi bahan kajian mendalam bagi Pemkab Madina, jika ingin meningkatkan tarap hidup masyarakat atau untuk menyesuaikan visi misinya dalam mencipatakan lapangan kerja baru, saya pikir langkah pemberian izin sangat tepat,” kata Waris.
Pembangunan pabrik di Madina juga sebagai upaya menyetop aliran karet ke Sumbar, sebab hingga saat ini Sumut masih kekurangan bahan baku sekitar 85.851 ton.
“Dan Gubsu melalui suratnya telah menyurati seluruh bupati/walikota se-Sumatera Utara untuk mempertimbangkan penerbitan izin pembangunan unit pengolahan karet baru, hingga kebutuhan bahan baku yang masih kurang terpenuhi. Dimana dalam surat tersebut Sumut kekurangan bahan baku 85.851 ton untuk mengisi bahan baku pabrik,” ungkapnya.
“Pendirian pabrikan di Madina selain penyetopan aliran karet ke Sumbar, juga akan menambah PAD serta menciptakan nilai tambah dan lapangan kerja di Madina, dan tentunya petani karet otomatis ekonominya terangkat,” ujarnya. (mar)