Oleh : Diurnarii Publisher / Zakiyah Rizki Sihombing
“Dalam mural aku bukan cuma sekedar coret-coret dinding, tapi ada makna yang ingin aku ungkapkan lewat mural ini” Ungkap Ade di sela-sela kesibukannya mengaduk cat sebelum memural.
Pada kenyataannya setiap orang memiliki ekspresi yang berbeda dalam kehidupan. Profesi, skill, bakat menjadi modal utama bagi seseorang dalam menapaki kerasnya hidup. Seperti halnya Ade Radinal Siregar, seniman asal Medan ini memilih mural dalam berekspresi dan beraspirasi.
Sejauh ini, penyampaian aspirasi masyarakat hanya terbatas pada media cetak dan media elektronik, seperti surat kabar dan internet. Namun, ada cara unik yang dilakukan Ade Radinal Siregar dalam mengkritisi kebijakan pemerintah. Salah satunya dengan membuat lukisan mural bertema korupsi. Padahal dalam memural Ia masih terbilang baru, namun lukisannya tersebut menuai banyak pujian di masyarakat kota Medan. Seni mural yang selama ini dianggap sebagai coretan kreativitas anak muda belaka ternyata memiliki sisi inovatif lain yang dapat dikembangkan secara maksimal sehingga seni mural tidak hanya terlihat dari sisi visualnya saja namun juga memiliki makna di dalamnya.
Selain tematik dan kritis, Ade juga menggambar lukisan dengan tema Lowbrow yaitu dengan menggunakan objek tokoh tertentu hingga karakter kartun. Beberapa tokoh yang sempat menjadi objek muralnya seperti Warkop DKI, Soe Hok Gie, Kartini, Munir hingga tokoh imajinatif lainnya. Untuk memural (melukis dengan media dinding) biasanya Ia membutuhkan waktu 4 hingga 5 jam tergantung kesulitan objek lukisannya. Jika graffity menggunakan cat semprot, mural justru memanfaatkan kuas, cat dinding dan sketsa dalam pengerjaannya. Secara kasat mata memang mural lebih sulit akan tetapi akan menjadi lebih mudah ketika dilengkapi dengan proyektor.
“Sebelum dilukis, biasanya dibuat dulu sketsa gambarnya pake pensil atau bisa juga dibantu sama proyektor supaya lebih gampang,” tambahnya
Anak ke-enam dari tujuh bersaudara ini mengaku belajar mural secara otodidak pada tahun 2011 lalu hingga tak lama Ia menemukan komunitas mural di Medan untuk sekedar berbagi dan berdiskusi mengenai seni. Hasil lekukan kuasnya juga tidak Ia konsumsi sendiri melainkan juga sudah tersebar di beberapa tempat. Berbagai tempat nongkrong telah meminta jasanya memural sebagai pendukung design interior dinding seperti ; Siantar Square, Warung Menolak Lupa, Kedai Boogie dan lain sebagainya.
Event dan Penampilan Seni yang telah diikuti :
- Event Delux-2013, Aphoria-8 Januari 2014
- Fashion for Fashion-Mei 2014
- Acem-Oktober 2014
- Pemuda Metropolis (2013)
- Parkiran Seni (April 2014)
- Panggung Rakyat (Maret 2015) dan
- Kreatif 2015.
Selain itu, untuk sekali memural Ia dapat meraup ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Bagi yang ingin mengenalnya lebih dekat dapat menghubunginya Via Instagram @Punkability dan Facebook : Ade Radinal Siregar.
Comments
Komentar Anda