PANYABUNGAN (Mandailing Online) – Akibat bantuan beras yang digelontorkan oleh Pemerintah, daya jual beras di Madina anjlok. Pedagang beras di Madina mengaku dagangan beras sepi Jelang Pilkada Tahun 2024, akibatnya stok menumpuk digudang.
Zahira pedagang beras di Desa Gunung Tua, Panyabungan mengungkapkan, biang kerok beras tidak laku meski harga beras saat ini cendrung murah gegara program Bantuan beras murah bagi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) sekaligus panen beras lokal.
” biasanya dalam 1 minggu beras jenis 64 lokal laku terjual 30 sak, sekarang sudah akhir bulan baru 12 sak. Ada hampir 20% omset penjualan saya menurun. Mungkin ini penyebabnya karena warga baru dapat bantuan beras yang dari kantor Pos itu,” Kata Zahira selasa 22/10/2024.
Biasanya kata Zahria jelang Pesta Demokrasi seperti sekarang penjualan beras juga meningkat, namun kali ini ia salah strategi. Gabah yang sudah terlanjur dibeli dari petani dan diolah jadi beras sekarang menumpuk di gudang.
” biasanya sepertu pemilu sebelum nya beras menjadi salah satu media pemilu untuk memberi bantuan langsungnpara kandidat calon Bupati atau Gubenur. Eh ternyata pemilukada kali ini berbeda,” ungkap Zahria.
Untuk harga beras sendiri. Data yang dihimpun redaksi Mandailing Online untuk jenis beras medium / 64 harga dikisaran Rp. 14.000/ kg. Untuk harga perkarungya Rp. 380.000 dengan ukuran berat 30kg.
Lalu, Beras lokal medium harga nya Rp.350.000 perkarungnya Harga ecer Rp.12.500 hingga Rp. 13.000 / kg.
Beras premium. Rp. 17.000./ kg atau Rp.390.000 perkarung dengan isi 25kg. Dan Beras lokal premium Rp.15.000/ kg atau Rp.430.000 perkarung ukuran 30kg.
Naik turun nya harga beras itu sendiri biasa tergantung pasokan beras lokal atau musim panen. Namun momen sekarang nampaknya momen yang kesannya tidak menguntungkan bagi pedagang, lantaran bersamaan dengan datang nya bantuan beras pemerintah. Satu sisi beras bansos tersebut terbukti membantu kalangan bawah disaat ekononi sedang sulit.( Fikri )
Comments
Komentar Anda