KOTA PINANG (Mandailing Online) –
Pengurus Besar Ikatan Keluarga Labuhanbatu Selatan (PB IKLAS) akan menggelar malam silaturahmi dengan Ikatan Mandailing Malaysia-Indonesia (IMAMI) di Convention Hall Sudi Mampir Blok Songo, Labuhanbatu Selatan, Sabtu (30/11).
Silaturahmi yang digagas PB IKLAS ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan IMAMI bertajuk “Mulak tu Huta” yang diikuti 73 orang Mandialing yang ada di Malaysia.
Ketua Umum PB IKLAS, Drs Rivai Nasution MM menyambut gembira rencana kedatangan rombongan IMAMI ke Kota Pinang, Labuhanbatu Selatan ini.
Menurutnya, ini merupakan suatu kebanggaan bagi PB IKLAS dapat bersilaturahmi dengan kaum Mandailing di Malaysia.
Dan silaturahmi ini nantinya juga akan dihadiri beberapa tokoh masyarakat Labusel serta ahli waris Kesultanan Kotapinang.
Adapun sejumlah tokoh yang ikut dalam rombongan yang dipimpin Ramli Hasibuan, selaku Sekjend IMAMI itu diantaranya, Dato’ Seri Zul Hasnan Najib bin Baharudin Hasibuan, asal Ayer Tawar di Perak, yang merupakan mantan Kepala Polisi Kota Kualalumpur dan isterinya yang juga pejabat tinggi polisi.
Kemudian Dato’ Shahrom bin Abdul Malik Hasibuan, mantan Wali Kota Kuala Kangsar, asal Ayer Tawar, Perak. Selanjutnya, Dato’ Mohd Shuhaili bin Mohd Taufek Nasution, yang saat ini masih menjabat Direktur MAMPU, yakni satu department pemerintah Pusat di Sabah. Asalnya dari Chemor, Perak. Serta Dato’ DR Sharifuddin bin Zainudin Batubara, profesor di salah satu universitas Malaysia.
Rivai berharap, PB IKLAS dan IMAMI dapat terus bersinergi dalam membangun persaudaraan serta dapat mengikat suatu kerjasama dalam mengembangkan program organisasi terkait bidang pendidikan dan kebudayaan serta investasi dan lainnya.
“Apalagi, orang Mandailing yang saat ini berada di Malaysia sudah mencapai ratusan ribu orang dan mempunyai jabatan penting serta banyak yang juga jadi pengusaha,” tandasnya.
Progran “Mulak Tu Huta” merupakan program rutin oleh IMAMI bagi etnis Mandailing di Malaysia yang diselenggarakan 2 kali dalam setahun.
Kaum Mandailing bermigrasi ke tanah Semenanjung di sekitar 1800-an. Etnis Mandailing yang saat ini menyebar di banyak negara bagian Malaysia adalah generasi cicit dan cucu dari migrasi abad 19 itu. Dimana mayoritas dari mereka tak lagi mengetahui titik kampung kelahiran buyut mereka.
Mulak Tu Huta menjadi bagian penting dalam melepaskan kerinduan terhadap tanah leluhur Mandailing setelah ratusan tahun terpisah.
Sumber : Sumutpos.com
Editor : Dahlan Batubara
Comments
Komentar Anda