Sikap DPRD Madina itu terkait adanya upaya Pemerintah Deerah Madina dengan pihak Pemprovsu dalam program penanggulangan air bersih di Madina guna untuk memenuhi kebutuhan air bersih di Madina.
Anggota DPRD Madina, Ali Mutiara Rangkuti, beberapa waktu lalu mengatakan sangat mengapresiasi Pemkab Madina dan juga Satker APBN Dinas Tarukim terkait rencana program pembangunan air bersih.
Pertemuan antara Pemkab Madina dengan Dinas Tarukim Sumatera Utara pada Oktober lalu terungkap bahwa pihak Dinas Tarukim berkomitmen meningkatkan anggaran dana dalam program air bersih di Madina pada tahun 2013.
Ali Mutiara pada intinya mengatakan, DPRD selaku pengemban amanah rakyat siap berjuang untuk mensukseskan program tersebut. Dan anak sungai Aek Nalan yang mengalir di pegunungan kawasan Kecamatan Panyabungan Selatan yang diproyeksikan sebgai salah satu sumber air bersih diprediksi mampu untuk kebutuhan air bersih di kota Panyabungan.
Di tahap awal, sumber air bersih yang akan dikelola adalah Aek Nalan yang terletank di Panyabungan Selatan. Wakil Bupati Madina, Dahlan Hasan Nasution sudah membawa Satker APBN dan Dinas Tarukim Sumut meninjau langsung anak sungai Aek Nalan untuk mendapat dukungan bagi pengelolaan air bersih di Madina.
“Pada rapat koordinasi Pemkab Madina dan Satker APBN itu, Pemkab Madina diharuskan mempersiapkan Desain Air Minum, Rencana Induk Sistim Penyediaan Air Minum, anggaran pendamping dan menyanggupi pembebasan tanah,” tegas Dahlan Hasan di sela peninjauan lapangan.
Dahlan Hasan menyatakan peninjauan lokasi itu dimkasudkan agar Satker APBN dan Dinas Tarukim Sumut dapat lebih jitu mendukung program pembangunan air bersih di Madina, baik dari sisi dukungan dana maupun dukungan lainnya.
Dengan begitu, tahun depan diharapkan program pembangunan air bersih yang bersumber daeri Aek Nalan ini sudah mulai jalan sehingga kebutuhan air minum bagi masyarakat semakin cepat tercapai. Sebab, selama ini kemampuan Pemkab Madina masih sekitar 5 persen menyediakan infrastruktur air bersih di daerah itu.
Selama ini sumber air yang dikelola Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Madina masih berasal dari anak sungai Siharimo-Rantopuran, Gunung Tua, Panyabungan.
Anak sungai Siharimo ini, selain tak akan cukup untuk jangka panjang terkait akan semakin bertambahnya jumlah penduduk kota Panyabungan, tingkat kebersihannya juga akan menurun karena adanya aktivitas perkebunan warga desa di hulu.
Dahlan Hasan mengungkapkan, rencana induk air minum yang direncanakan mulai digarap pada tahun 2013 diharapkan akan semakin tersahuti kebutuhan air minum bersih untuk konsumsi masyarakat Madina.
Infrastruktur Air Bersih Baru 5 Persen
Dari total 23 kecamatan di Madina, baru 4 kecamatan yang memiliki infrastruktur air bersih, atau baru mencapai sekitar 5 persen.
Data itu terungkap pada pertemuan antara Pemkab Madina dengan Dinas Tarukim Sumatera Utara di aula kantor bupati Madina, Oktober lalu.
Pertemuan yang dipimpin Wakil Bupati Madina, Dahlan Hasan Nasution itu membahas issu program air bersih, persampahan dan infrastruktur.
“Sesuai dengan target Provinsi Sumut bahwa masyarakat yang bisa terlayani air bersihnya harus mencapai sekitar 71 persen, sementara untuk Madina masyarakat yang bisa terlayani air bersihnya baru mencapai 5 persen,” kata Suherman, pejabat Dinas Tarukim Sumut.
Suherman berharap tercapainya peningkatan kerjasama antara Pemprovsu dengan Pemkab Madina, sebab pada tahun 2013 pihaknya akan memperioritaskan Madina dalam bidang air bersih, begitu juga dengan program lainnya.
Secara spesifik Suherman mengungkapkan di tahun 2013 Dinas Tarukim Sumut akan membuatkan rencana induk air minum di Madina, sehingga dengan begitu masyarakat Madina dapat terlayani air minumnya.
Sementara Sarker APBN, Sahta Bangun dalam kesempatan tersebut mengatakan bahwa kedatangan mereka ke Madina tersebut untuk mensosialisasikan rencana sejumlah program di Madina.
“Memang kami akui bahwa pada tahun yang lalu dana untuk Mandailing Natal ini sangat minim, namun ini semua akibat dari kurang siapnya Kabupaten Madina ini untuk menerima apa yang sudah kami rencanakan tersebut, sehingga dengan terpaksa dana tersebut kami alihkan ke kabupaten lain,” terangnya.
Secara tegas Sahta Bangun mengatakan bahwa jika Kabupaten Madina siap untuk menampung apa yang sudah direncanakan pihaknya, maka pada tahun 2013 pihaknya akan memperioritaskan Madina.
“Untuk sama-sama kita ketahui bahwa di Tarukim tersebut juga ada program penanggulangan bencana untuk perkotaan dan juga ada pengolahan persampahan untuk perkotaan,” jelas Sahata. (dab/mar)
Comments
Komentar Anda