PANYABUNGAN (Mandailing Online) – Bahaya sebaran virus malaria di desa-desa harus menjadi perhatian skala prioritas Pemkab Mandailing Natal (Madina), sebab Madina merupakan salah satu daerah rawan endemik malaria di Indonesia.
Berdasar riset para ahli, anak-anak yang pernah terjangkit malaria akan menurun daya ingatnya 30 persen. Ini sangat bebahaya dari sisi sumber daya manusia di Madina.
“Jika 50 persen saja anak-anak di Madina pernah menderita malaria, berapa kerugian kita dari sisi penurunan sumber daya manusia,” kata anggota DPRD Madina, Ali Mutiara kepada wartawan, Kamis (12/12/2013).
Tingkat kesehatan dan pendidikan yang minim akibat dampak malaria jelas bertolak belakang dengan visi misi pemerintah Kabupaten Mandailing Natal, dimana sektor kesehatan dan pendidikan merupakan skala penting di samping sektor pertanian.
Oleh karenanya, lanjut Ali Mutiara, pemerinah daerah harus serius dalam mencegah penyebaran virus malaria serta penanggulangannya.
Sejauh ini, dana bagi program-program pencegahan dan penanggulangan malaria sangat minim dialokasikan pada APBD Madina.
“Kita berharap kepada bupati untuk meningkatkan alokasi dana kepada Kantor Pusat Penanggulangan Malaria. Ini menyangkut kesehatan rakyat yang bedampak bagi sektor pendidikan. Dan kita menilanya sebagai skala proiritas,” katanya.
Selain itu, penanganan persoalan malaria ini juga harus ditangani secara lintas sektoral melibatkan instansi terkait lain. Sebab, mata rantai perkembangan nyamuk malaria itu terkait dengan pemukiman, persawahan, perkebunan dan budaya setempat.
Peliput/editor : Dahlan Batubara
Comments
Komentar Anda