Site icon Mandailing Online

Forwakot Berencana Buat Diskusi Terbuka Bahas ” Bayi Dikubur Ibunya” di Madina

PANYABUNGAN ( Mandailing Online ) Forum Wartawan Kota (Forwakot) Panyabungan, Kabupaten Mandailing Natal( Madina ) berencana akan membuat Diskusi terbuka membahas seputar” ibu kubur bayinya ” yang terjadi di lorong aek galoga, Desa Pidoli Lombang, Kabupaten Mandailing Natal.

Rencana ini sendiri berawal dari beberapa temuan kasus orok bayi di Kabupaten ini yang dinai sabagai dampak pergaulan bebas.

Sahrul selaku ketua Forwakot dan pengurus lainnya Minggu 8/7/2023 melihat kasus ibi harus dapt perhatian serius dari Pemerintah Daerah, tokoh agama, adat, dan masyarakatuas khusunya para orang tau.

” ada sejumlah kasus yang telah terjadi di Madina dalam kurun waktu beberapa tahun tesakhir seperti kasus penemuan orok yang dibuang di sungai Huta Pungkut. Kasus penemuan orok di Sihepeng, Siabu dan beberapa kasus lainnya” kata Sahrul.

Sahrul menai, kasus seperti ini sangat miris terjadi di kota yang terkenal dengan serambi mekkahnya sumatera utara dan harus menjadi momentum bagi semua pihak untuk berbuat sesuatu dalam mencegah kasus yang sama agar tidak terjadi lagi.

Rencana Diakusi terbuka kata Sahrul merupakan usul teman teman media yang bergabung di Forwakot.

” Sesuai rencana jangka dekat kita rencanakan diakusi terbuka ini dilaksanakan di Taman Kota dan menghadirka berbagai narasumber mengambil tema ‘Dampak Pergaulan Bebas Bagi Kalangan Muda Milenial” kata Ketua Forwakot.

Firwakot kata Sahrul menilai kasus (case) Aek Galoga itu adalah tamparan keras bagi kita semua, terlepas belum ditetapkan siapa pelakunya namun telah disimpulkan itu adalah hasil hubungan gelap dampak pergaulan bebas”, tambah Sahrul.

Ia juga mengajak semua pihak merenungkan kembali bahwa kasus Aek Galoga itu bisa saja terjadi kepada keluarga manapun yang memiliki anak gadis yang masih remaja dan dewasa.

“Dengan momen ini kita mengajak semua pihak untuk berkontribusi pemikiran dan mengambil peran dalam mencegah hal seperti ini agar tidak kembali terulang”, imbuhnya.

Kasus Aek Galoga kata dia harus menjadi momentum untuk kembali membenahi kehidupan sosial bermasyarakat kita. Dan ini dampak pergaulan bebas di tengah-tengah kondisi kehidupan bermasyarakat. Kita harus ikut mencegah agar tak terulang kembali dikemudian hari kasus-kasus seperti ini,” tutup Sahrul. ( Red)

Comments

Komentar Anda

Exit mobile version