SIABU (Mandailing Online) – Potensi arus listrik sekitar 150 Mega Watt pola PLTA di Sungai Batang Gadis merupakan anugrah yang harus dimanfaatkan untuk menopang pertumbuhan ekonomi di Mandailing Natal serta kebutuhan energi listrik di Sumatera bagian utara.
Pembangunan PLTA dengan sistem waduk di titik 13 Km dari titik hilir Lumpatan Babiat bukan saja sebagai bagian menjawab kebutuhan enegri listrik, tetapi juga dapat bermanfaat mendongkrak tingkat perekonomian masyarakat sekitar Kecamatan Siabu.
Waduk seluas sekitar 300 hektar dapat dimanfaatkan untuk pariwisata danau, perikanan darat sistem karamba seperti di Dana Toba dan Danau Maninjau. Itu akan merubah pola hidup masyarakat dari petani sawah yang sering dilanda banjir kepada profesi baru sebagai pelaku ekononomi di sektor pariwisata dan perikanan darat.
“Dalam hal ini Pemkab Madina, Pemkab Tapsel dan Gubsu harus memberikan perhatian serius terhadap peluang ini, karena potensi besar ini harus digali untuk kemakmuran masyarakat,” kata Ali Mutiara Rangkuti, mantan anggota DPRD Mandailing Natal kepada Mandailing Online, Senin (22/10/2018) di Panyabungan.
Survey awal yang diprakarsai Kementerian ESDM sekitar 3 pekan lalu di Sungai Batang Gadis Kecamatan Siabu, Mandailing Natal memberikan gambaran potensi arus listrik 150 Mega Watt dengan pola Pembangkit Listrik Tenaga Air sistem waduk.
Titik yang disurvey untuk PLTA itu berada 13 Kilometer di hilir Lumpatan Babiat agar tidak mengganggu bagi areal pertanian dan hunian di desa-desa kawasan Tano Tiris.
Waduk itu tidak akan berdampak menggenangi kawasan Muara Batang Angkola dan Tano Tiris sekitar, karena ada sekitar 34 meter elevasi (posisi ketinggian secara vertikal) dari Lumpatan Babiat ke titik hilir 13 KM dari titik Lumpatan Babiat.
Adanan Saleh wartawan yang bekerja untuk Madina Pos, Senin (22/10) melaporkan hasil wawancaranya dengan H.Bajora Nasution, tokoh penting di Kecamatan Siabu pada tanggal 16 Oktober 2018.
Hasil wawancara itu, H. Bajora menyatakan bahwa kehadiran PLTK di Sugai Batang Gadis merupakan hal yang sangat positif dan disetujui jika itu bertujuan bagi kemaslahatan umum.
Dia mengusulkan dan berharap nantinya ada serapan tenaga kerja putra daerah setempat sesuai dengan bidang dan kemampuan masing-masing bilamana nantinya PLTA dibangun.
Usulan bila terjadi PLTA berharap nantinya tenaga kerja dari putra daerah dalam bidang kemampuan masing-masing
Di sisi lain, H. Bajora Nasution menyatakan bahwa bila ada permasalahan nantinya agar masyarakat dan pihak perusahaan yang membangun PLTA untuk duduk bersama memusyawarahkan mencari solusi.
Sementara itu, mantan anggota DPRD Mandailing Natal, Bustami yang berdomsili di Desa Huta Godang Muda (Tano Tiris) menjawab Mandailing Online, Selasa (16/10) menyatakan menyambut baik jika kawasan Batang Gadis dijadikan PLTA dengan syarat harus berada di titik agak jauh ke hilir Lumpatan Babiat agar tidak berdampak pada Pemukiman Desa Muara Batang Angkola dan kebun masyarakat.
Dia juga menyatakan, jika pembangunan PLTA terwujud harus mengutamakan warga setempat terutama putra daerahnya dari sisi kerja yang di butuhkan perusahaan, agar bisa mengurangi tingkat pengangguran.
Peliput : Dahlan Batubara / Adanan Saleh