Site icon Mandailing Online

Heboh, Gambar Palu-Arit Bertebaran

TEBINGTINGGI, – Lambang dan tulisan soal komunis hebohkan Tebingtinggi, Kamis (12/9). Saking gegernya, warga menjadi cemas, takut insiden yang tidak-tidak terjadi. Polisi dan tentara telah berkoordinasi untuk mengungkap siapa pelakunya.

Kalimat yang menghebohkan tersebut ditulis menggunakan cat pilox. Bunyinya “Komunis harga mati. Bangun dan Melawan! Hidup rakyat. Kita sudah ditindas, kita harus melawan. Revolusi harga mati, kami akan terus melawan. Komunisme.”

Tulisan itu terpampang jelas di dinding samping kanan SMP Negeri 1 Jl. DI Panjaitan, persisnya di seberang kiri jalan menuju rumah dinas Wali Kota Tebingtinggi. Selanjutnya di dinding tembok eks kantor Bank Dagang Negara (BDN) Jl. Perintis Kemerdekaan, Tebingtinggi, dinding sekolah Yayasan Budi Dharma Jl. Veteran dan di simpang Jl. Kartini.

Tak hanya tulisan saja, di masing-masing dinding juga ada gambar arit dan palu yang melambangkan sebuah organisasi terlarang di zaman orde lama.

“Tadi malam sekira jam 1 katanya ada warga yang melihat dua orang anak muda berboncengan naik sepeda motor berhenti di Jl. DI Panjaitan. Tapi warga yang melihat tak begitu memperhatikan, soalnya lampu penerangan jalan mati,” ungkap Omryn Silalahi, warga Jl. DI. Panjaitan, Tebingtinggi.

Sementara Adrul, Kasek SMP Negeri 1 Tebingtinggi menduga, pelaku yang menuliskan kalimat soal komunis tersebut adalah orang jahil. “Tapi cemas juga kita, karena seolah-olah akan ada masalah,” ungkapnya.

Atas tindakan orang yang tidak bertanggung jawab tersebut, Ir Pahala Sitorus MM, salah satu anggota DPRD Tebingtinggi berharap pihak intelijen cepat menelusurinya. “Virus komunis harus diantisipasi sebelum berkembang,” tegasnya.

Diduganya, selain virus komunis, bisa saja tulisan-tulisan tersebut bentuk kekecewaan masyarakat terhadap pelayanan pemerintah yang tidak maksimal. “Kita berharap kehebohan ini tidak terulang lagi,” harapnya.

Di tempat terpisah, asat Intelkam Polres Tebingtinggi, AKP Heri Syahputra mengungkapkan kalau pihaknya masih mengumpulkan dokumentasi terkait tulisan-tulisan tersebut sambil menyelidiki pelakunya.

“Anggota masih menyisir lapangan untuk melacak apakah ada tulisan serupa di tempat lain,” ucapnya. Soal motif tulisan itu dibuat, Heri enggan berasumsi.

“Jangan berasumsilah, nanti malah membuat situasi menjadi tidak kondusif. Intinya, mari kita sama-sama untuk tidak terpancing dengan bentuk-bentuk provokasi seperti ini,” sebutnya.

Senada juga dikatakan Danramil 13 Tebingtinggi, Kapten Inf Budiono yang mengungkapkan kalau pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk menyelidiki pelakunya.

“Masalah ini sudah sampai di tingkat pimpinan dan sedang kami lidik bersama kepolisian. Imbauan kami, masyarakat tidak terpancing dengan tulisan itu,” serunya.(awi/rul/jpnn)

Comments

Komentar Anda

Exit mobile version