MEDAN –
Komnas HAM (Komisi Nasional Hak Azasi Manusia) diminta untuk melakukan penyelidikan insiden penembakan warga Huta Godang Muda Mandailing Natal, Sholat Boru Batubara, yang terjadi pada Minggu (29/5) kemarin. Peristiwa itu terjadi aksi demo di lokasi tambang PT Sorik Mas Mining (SMM) di Mandailing Natal.
Hal tersebut ditegaskan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) dan LSM Bitra Indonesia. Menurut Direktur LBH Medan, Nuryono, pihaknya masih melakukan investigasi terkait insiden penembakan tersebut. “Kejadian ini ada latar belakangnya pemicunya yaitu PT SMM, jadi kami minta Polda dapat mengedepankan rasa keadilan dan penegakkan hukum yang benar,” ujarnya, pagi ini.
Dia mengatakan, pihkanya meminta Komnas HAM bersama Polda Sumut untuk membentuk tim pencari fakta. “Kami meminta kepolisian dan Komnasham untuk memback up tim pencari fakta,” ujarnya.
Sementara itu, orang tua korban penembakan, Sholat Batubara, Hasanuddin Batubara saat ditemui Waspada Online mengatakan kasus penembakan anaknya dapat dipertanggung jawabkan secara hukum oleh pihak yang melakukan.
Sementara itu, Polda Sumut terus mengusut aksi bentrok antara warga dengan Brimob dikawasan Base Camp Sihayo II PT Sorikmas Mining (SMM) di Desa Huta Godang Muda Kecamatan Siabu Kabupaten Mandailing Natal (Madina) kemarin.
Polisi telah memeriksa 16 saksi dan masih mencarai provokator dalam dalam hal ini. Kabid Humas Poldasu AKBP R Heru Prakoso, menyebutkan dari 16 saksi tersebut diantaranya, dua orang dari petugas polisi setempat, dua orang dari pihak PT SMM, empat orang dari masyarakat setempat dan delapan orang dari massa tersebut.
“Kita sudah memeriksa 16 saksi untuk dimintai keterangannya guna mendalami motif dari amuk massa tersebut,” ungkap Heru, tadi malam.
Selanjutnya Heru mengatakan, saat ini polisi masih terus menyelidiki kasus tersebut untuk mengetahui lebih jauh apa penyebab hal itu bisa terjadi. “Polisi akan terus selidiki kasus ini untuk mengetahui apa sebenarnya yang terjadi,” ucapnya.
Para korban yang terluka akibat peristiwa tersebut, menurut Heru berjumlah dua orang yakni Kapolsek Siabu AKP Syahril Daulay dan Solatiah yang merupakan salah satu dari massa yang menderita luka diketiak. “Kapolsek mengalami luka dibagian bibir karena terkena pukulan. Kemudian kedua lengan mengalami luka memar dan terkena senjata tajam serta punggung dan kepala hingga benjol,” jelas Heru.
Heru juga menjelaskan belum ada yang dijadikan tersangka dalam hal ini dan polisi terus menyelidiki dalang (provokator) yang menyulut kemarahan warga yang berujung bentrok tersebut.
Sumber : Waspada
Comments
Komentar Anda