BINJAI– Kelompok tani Tonggurono dengan ribuan karyawan PTPN 2 bentrok di kebun Sei Semayang, Binjai Timur. Persoalan ini diakibatkan berlarutnya penyelesaian tanah eks Hak Guna Usaha (HGU) PTPN 2 Sei Semayang.
Bentrokan berdarah itu terjadi, Kamis (22/9) sekira pukul 10.00. Saat bentrokan itu, seribu karyawan PTPN 2 yang menumpangi 14 unit truk colt diesel warna putih datang ke kebun Sei Semayang. Kedatangan karyawan PTPN 2 itu dilengkapi senjata tajam dan batu langsung ke di posko, Pasar V Sei Semayang.
Akibat bentrokan itu, 13 orang luka-luka, empat diantaranya warga kelompok tani yakni Anip, Rustam, Wagiso, dan Prayetno. Keempatnya mengalami luka di bagian kepala, perut, tangan, kaki dan wajah, yang disebabkan lemparan batu serta panah yang disebut-sebut beracun. Kini, keempatnya dirawat di RS Latersia, Jalan Soekarno Hatta, Binjai Timur.
Sedangkan 9 orang lainnya dari kubu Karyawan PTPN 2 mengalami luka-luka. Kini, para karyawan itu dirawat di RS Bangkatan, Binjai.
Seorang perwakilan kelompok tani, Wagito mengatakan ketika kelompok karyawan itu hadir, warga kelompok tani sedang menjaga tanaman yang ditanami di atas lahan eks HGU PTPN 2. Tiba-tiba saja datang mobil colt diesel mengangkut orang yang terlihat ingin menyerang.
Menurutnya, sebelum terjadinya serangan itu, warga sedang menjaga tanaman dan terdengar teriakan serang-serang dari karyawan PTPN 2 yang menumpangi colt diesel. Mendengar itu, warga kelompok tani menyiapkan diri untuk menampung serangan itu. “Karena kami tak mau mati konyol, kami juga mempersiapkan diri,” ujarnya. “Kami juga menyerang dengan batu agar mereka tidak dapat memasuki posko kami. Karena kami kalah pasukan, akhirnya kami mundur,” tambahnya.
Setelah mundur, para karyawan PTPN 2 langsung membakar posko kelompok tani dan empat unit sepeda motor yang tertinggal dan sebuah genset. Namun, saat kejadian tersebut tak ada petugas polisi yang hadir.
Terpisah, Kepala Rayon C, PTPN 2 Sei Semayang wilayah Kota Binjai, S Samosir, kepada wartawan Sumut Pos mengatakan, saat bentrokan itu pihaknya mengalami luka-luka sebanyak 9 orang. Kehadiran para karyawan itu sebenarnya untuk pembersihan lahan di lima titik dengan luas sekitar 50 hektar yang masih dalam pengawasan PTPN II. Karena belum ada keputusan terkait HGU PTPN 2 dari Menteri BUMN.
Disinggung mengenai status HGU PTPN 2, dia mengakui memang sudah tidak ada HGU-nya . Tapi, lahan PTPN 2 itu belum berhak dimiliki masyarakat.
“Seperti yang saya katakan tadi, selagi belum ada surat resmi dari menteri terkait untuk melepaskan lahan itu, kami tetap bertanggung jawab melakukan pengawasan. Lagian, masyarakat ini tidak murni dari masyarakat tani, tetapi dikumpulkan oleh mafia tanah,” tegasnya.
Sementara itu, Kapolres Binjai, AKBP Dra Rina Sari Ginting tampak hadir di tempat kejadian. Namun, kehadirannya hanya memantau dari dalam mobil dan enggan memberikan keterangan.
Pantauan Sumut Pos di lokasi kejadian, tanaman jagung, pisang dan ubi milik masyarakat tani diratakan dengan alat berat yang dijaga ketat petugas keamanan. Sehingga, masyarakat tani Tunggurono hanya dapat melihat dan tertunduk lesu saat jagung yang sudah ingin berbuah diratakan oleh karyawan PTPN 2. (dan)
Sumber : hariansumut.com
Comments
Komentar Anda