Ubah Bambu Jadi ‘Emas’ dan Siap Promosikan Hasil Karya
Memang menjadikan sesuatu itu berharga bukan hal yang mudah. Namun, pasti bisa terwujud bila disertai upaya sistematis dan terdidik. Semisal, melakukan berbagai kreativitas atau dengan mengekspresikan kemampuan serta keahlian yang ada. Misalnya dengan sepotong bambu apabila dikerjakan dan diolah sedemikian rupa akan terjual dengan harga tinggi dan bisa menyerupai harga emas bahkan lebih dari itu.
Kata-kata kreatif ini dilontarkan salah seorang alumni Jakarta yang juga tergabung dalam Pasar Seni Mandailing Indonesia (Pass Manida) Kabupaten Madina, Muhammad Lutfan Nasution SSos, saat dijumpai METRO di lapangan Pass Manida, Jalan Lingkar Timur Kecamatan Panyabungan.
Menurut Lutfan, untuk mendulang meningkatnya perekonomian masyarakat salah satu upaya yang ampuh adalah dengan melakukan usaha-usaha yang realistis. Artinya, di samping usaha dasar yang digeluti masyarakat, mereka juga harus memikirkan bagaimana untuk menggemari keahlian yang dimilikinya sendiri. Pasalnya, selama ini masyarakat hanya terfokus kepada usaha dasarnya dan melupakan skill yang dimiliki. Padahal terkadang keahlian yang dimiliki itu sangat berpengaruh untuk mendulang meningkatnya ekonomi rumah tangganya.
“Logikanya, masyarakat semestinya memunculkan kembali keahlian-keahlian yang dimilikinya semisal perajin-perajin diharapkan untuk memulai kembali bakatnya,” ucapnya Rabu (13/10).
Maka dalam hal ini, Pass Manida, sambung Lutfan siap membantu masyarakat yang memiliki keahlian untuk bisa dibangkitkan kembali untuk dilakukan pembinaan melalui Pass Manida yang dalam hal ini sudah melakukan terobosan-terobosan untuk mewujudkan itu.
“Bagi para perajin daerah terutama yang menyangkut karakter budaya Mandailing untuk memulau kembali bakat-bakat yang dimilikinya. Dan dalam hal ini Pass Manida siap untuk membantu masyarakat untuk memasarkan kerajinan-kerajinan tersebut karena perlu disampaikan bahwa Pass Manida juga telah mulai membuka pasar seni dan budaya khas Mandailing hanya saja untuk saat ini Pass Manida masih mengalami kendala, yakni belum maksimalnya pembangunan pasar tersebut dan pertokoannya juga belum memadai,” terangnya.
Adapun perajin yang telah dibina Pass Manida saat ini, yakni perajin bambu sebanyak 2 orang. Para perajin ini sudah mulai melakukan praktik mulai dengan membuat bambu dengan motif rumah adat Mandailing yang sudah dipromosikan di Pasar Pass Manida, membuat miniatur Gordang Sambilan sebagai lambang Kabupaten Madina.
“Banyak sekali hasil-hasil yang bisa dibuat dari bambu meskipun kita menilai bahwa bambu itu merupakan bahan yang sangat murah dan sederhana. Namun, ketika sudah dimotif sedemikian rupa maka hasilnya bisa saja harganya sama dengan harga emas bahkan melebihi,” ungkapnya.
Dijelaskannya lagi, dalam hal ini Pass Manida juga telah mempersiapkan suatu lembaga pendidikan bagi para perajin-perajin Madina. Hasil dari produksi nantinya akan dipasarkan di Madina dan Nusantara.
“Kami berkeyakinan dengan kesungguhan dan keinginan para perajin maka budaya dan kerajinan khas Madina akan dikenal oleh masyarakat nusantara. Sebab, seni dan budaya Mandailing sebenarnya sangat diminati oleh masyarakat luas,” pungkasnya. (*)
RIDWAN LUBIS-MADINA
sumber: metrotabagsel