PANYABUNGAN (Mandailing Online) – Kabupaten Mandailing Natal (Madina) selaku daerah pertanian masih kekurangan tenaga Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL).
Humas KTNA (Kontak Tani Nelayan Andalan) Madina, Dahlan Batubara kepada wartawan, Jum’at (4/10/2013) menyatakan kekurangan tenaga PPL ini berdampak pada rendahnya konsolidasi pertanian, baik pola musim tanam, pengaturan tali air maupun penerapan tekhnologi.
Dahlan mengatakan, secara pisikologi massal, para petani di Madina masih harus didampingi PPL. Kebutuhan PPL ini juga termasuk dari sisi luas sebaran wilayah pertanian.
“Tugas dan fungsi PPL ini kan sangat penting bagi petani, antara lain bagaiaman menyusun program masa tanam, tata cara perawatan, termasuk untuk mengaplikasikan tehnik pertanian terbaru tujuannya untuk peningkatan hasil pertanian itu sendiri,” katanya.
Disebutkannya, yang berwenang soal kuota PPL di daerah-daerah adalah kementrian Pertanian, berdasar pengajuan daerah.
“Karena itu kita mengharapkan agar untuk tahun tahun depan Mentan mengelokasikan tambahan penempatan PPL, sehingga petani kita di Madina menjadi terbantu,” harapnya.
Sementara itu, Kapala Badan Penyuluh Pertanian Ketahanan Pangan (BP2KP) Madina, Ir. Bakhrein Lubis mengakui Madina memang masih kekurangan tenaga PPL melihat dari jumlah desa serta luas lahan pertanian di daerah itu.
“Jika kita mengacu pada peraturan menteri, 1 desa 1 PPL, tentunya kita ini masih kekurangan betul, tertuma itu untuk daerah Pantai Barat,” katanya.
Jumlah PPL di Madina, katanya, sebanyak 104 orang meliputi PNS 45 orang termasuk yang tidak memiliki wilayah kerja, dan Tenaga Harian Lepas (THLTB) sebanyak 59 orang,” katanya.
Jumlah itu sangat rendah mengingat jumlah desa/kelurahan di Madina mencapai 420.
“Karena itu kita juga sangat mengharapkan kepada pemerintah pusat penambahan tanaga PPL yang akan ditugaskan membantu para petani,” katanya.
Peliput : Maradotang Pulungan
Editopr : Dahlan Batubara
Comments
Komentar Anda