Oleh: Siti Hadijah, S.Pdi
Pengamat Kebijakan Publik
Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) melakukan sosialisasi mengenai Ibu Kota Nusantara (IKN), khususnya kepada generasi muda melalui acara ‘Nusantara Goes to Campus’ di Gedung Auditorium Universitas Mulawarman, pada Senin (07/08/2023), Poskaltim.id.
Nusantara Goes to Campus merupakan rangkaian acara yang dilakukan oleh OIKN untuk memberikan pemahaman terkait pembangunan dan konsep IKN kepada generasi muda, khususnya mahasiswa sebagai generasi emas Indonesia tahun 2045.
Kepala OIKN Bambang Susantono berharap acara ini mampu menyiapkan mahasiswa sebagai agent of change yang akan menjadi penerus IKN nantinya.
Kuntum khoiru ummatin ukhrijat linnasi takmuruna bill maru’uf watan hàuna anil munkar wa tuminnuna biilah (kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk seluruh umat manusia. Menyeru pada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran dan beriman kepada Allah).
Mungkin kita sudah tidak asing lagi dengan perkataan yang orator, “beri aku seribu orang tua, niscaya akan dicabut semeru dari akarnya. Dan beri aku 10 pemuda, niscaya aku akan guncangan dunia”.
Ungkapan yang powerful dari Bung Karno terkait peran pemuda tak berlebihan kiranya jika pemuda saat ini dijadikan harapan utama sebagai agent of change. Kondisi carut marut multidimensi peradaban global menuntut adanya para pelaku perubahan sistem, namun sangat di sayangkan potensi pemuda dalam pengaruh kapitalisme sekuler saat ini hanya difokuskan pada pemulihan dalam aspek ekonomi.
Pemuda hanya difokuskan pada sektor usaha dan teknologi yang justru akan menandulkan daya kritis mereka terhadap kondisi umat yang sesungguhnya, hal ini pembajakan intelektualisme pemuda yang seharusnya memberikan solusi-solusi pada masalah global dan ini juga hanya akan semakin memupuk sifat individualisme di kalangan pemuda dengan berfokus hanya pada pencapaian-pencapaian materi yang bersifat individu.
Oleh karenanya menambah sosok pemuda sebagai agent of change tentu harus memiliki modal penting yang harus diperhatikan.
Yang pertama: Modal ideologi. Ideologi yang dimaksud tentunya ideologi Islam, berbeda dengan ideologi kapitalisme maupun sosialis atau komunis .
Islam dibangun berlandaskan akidah yang menjelaskan bahwa di balik alam semesta, manusia dan kehidupan terdapat Pencipta, yang menciptakan ketiganya serta segala sesuatu yang menyertainya, Dialah Allah.
Oleh karena itu Ideologi ini akan terkoneksi dengan aturannya berupa hukum syariah, baik itu dari al quran maupun as sunnah. Yang mengontrol kehendak manusia adalah syariah bukan kesukaannya.
Ideologi Islam yang sempurna dan paripurna ini menjadi modal besar, menjadi modal utama bagi pemuda yang ingin menjalankan perannya sebagai agent of change. Ideologi yang terbukti telah membawa keadilan, kesejahteraan dan kemakmuran manusia lebih dari 13 abad dalam Khilafah Islamiyah.
Yang ke dua: Adanya roadmap dan masterplan yang jelas dan komprehensif. Masterplan memungkinkan para pemuda memiliki gambaran yang jelas mengenai desain sistem yang akan dibangun sebagai sistem pengganti sistem rusak saat ini, sedangkan footmate thariqah atau metode, ini sesuatu yang diperlukan untuk mewujudkan masterplàn tadi. Roadmap ini harus mengacu pada Manhàj dakwah Nabi SAW, yang telah terbukti mampu mengantarkan umat pada perubahan hakiki.
Yang ketiga: Komunitas atau jamaah.
Sangat diperlukan adanya komunitas atau jamaah atau kelompok yang memperjuangkan perubahan tersebut secara terus menerus dan konsisten.
Hal ini sebagai konsekuensi logis karena perubahan yang sistemik, perubahan global tidak mungkin dilakukan secara individual tetapi membutuhkan adanya komunitas global.
Diharapkan pemuda Muslim mampu mereposisi dan kemudian merealisasi perannya sebagai agent of change dengan menjadikan ideologi Islam sebagai dasar mengkaji master plan dan roadmap yang telah dicontohkan oleh Rasul SAW sebagai agent of change yang telah terbukti mampu mengubah peradaban yang gelap gulita menuju peradaban yang terang benderang.
Wallahualam bii showab.
Comments
Komentar Anda