Pupuk organik Sarlinkson merupakan anugrah bagi petani di Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara.
Tidak semua kawasan di Indonesia memiliki anugrah pupuk jenis Guano. Tergantung populasi kelelawar yang “memilih” mau berramai-ramai “menetapkan” satu tempat tertentu sebagai basis untuk tidur bergelantung.
Goa dan pohon besar biasanya menjadi pilihan yang aman bagi populasi kelelawar sebagai tempat tidur.
Pohon memiliki keterbatasan kapasitas ranting untuk media bergelantung, sehingga jumlah kelelawar relatif lebih sedikit yang tidur di satu pohon.
Berbeda dengan goa yang kapasitasnya jauh lebih banyak menampung populasi kelelawar.
Semakin luas ruang goa, maka kian banyak jumlah kelelawar yang berkumpul.
Tidak sembarang goa. Secara naluri, para kelelawar memiliki insting untuk menetapkan apakah goa tersebut aman atau tidak dari gangguan.
Oleh karena itu, goa Baginda yang terletak di hutan Dusun Aek Putih, Desa Hadangkahan, Kecamatan Batang Natal menjadi sarang populasi kelelawar yang jumlahnya – hitungan kasar – mencapai lebih 900 ribu ekor.
Oleh karen itu, potensi tahi kelelawar sangat banyak di dalam goa Baginda. Perhitungan kasar, terdapat potensi rubuan ton, dan tiap hari terus bertambah secara dinamis.
Goa Baginda relatif aman bagi hewan terbang pemakan buah dan bunga itu. Karena penduduk setempat menjunjung tinggi nilai-nilai kearifan lokal dalam menjaga kelestarian hutan.
Selain itu, goa Baginda sangat luas. Panjangnya sekitar 400 meter. Terdiri dari 3 lantai.
Jarak dari pemukiman Dusun Aek Putih sekitar 2 kilo meter. Sedangkan jarak dari jalan raya menuju Dusun Aek Putih sekitar 7 kilo meter.
Kelelawar tidur di siang hari, dan malam meyebar ke segala penjuru mecari makan.
Potensi tahi kelelawar yang begitu besar tak begitu disadari sejak awal, termasuk manfaatnya bagi petani sebagai pupuk yang bernilai tinggi bagi tanaman.
Pada tahun 1987 adalah tahun awal mulainya potensi tahi kelelawar itu dimanfaatkan. Tahun itu masih dikelola secara manual yang dimotori Makmun Matondang, pemuka masyarakat setempat. Beliau masa itu menjabat kepala desa.
Hanya saja, pengelolaan tersebut mengalami banyak kendala masa itu, terutama peralatan angkut dan kondisi jalan yang tak mendukung, baik jalan menuju kawasan hutan lokasi goa maupun jalan dari desa menuju jalan raya. Hal itu menyebabkan produksi tertatih-tatih bahkan terhenti.
Beberapa tahun kemudian, atau sekitar tahun 2001, gagasan membuka kembali pengelolaan goa diupayakan oleh menantu Makmun Matondang, yakni Sarling Lubis.
Dalam satu wawancara Mandailing Online dengan Sarling Lubis di Panyabungan, Selasa (20/9/2022) lalu, sejarah itu diuraikannya.
Kondisi jalan dari jalan raya ke desa yang masih sempit dipandang menjadi salah satu penghalang pengelolaan pupuk guano.
Oleh karena itu Sarling Lubis mencoba bermohon kepada Pemkab Madina membangun jalan itu.
Selain daya dukung untuk pupuk guano, jalan itu juga sangat bermanfaat bagi mobilisasi warga.
Bupati Madina Amru Daulay yang mengetahui potensi tahi kelelawar bagi kebutuhan pertanian tidak tinggal diam. Jalan menuju desa itu dibangun. Sehingga mobil gardan dua bisa mencapai desa.
Setelahnya, semangat pengelolaan goa tumbuh. Apalagi pada rentang 2001-2004, Ir Amir Hamzah yang pernah magang di Bogor, Jawa Barat ikut membantu dari sisi ilmu pengetahuan dalam pengolahan pupuk guano.
Selain potensi tahi kelelawar, kawasan goa Baginda juga memiliki deposit batuan jenis fosfat. Itu berdasar hasil penelitian Dinas Pertambangan Kabupaten Madina yang turut membantu Sarling Lubis meneliti batuan di sana.
Batu jenis fosfat (rock phosphate) adalah bahan baku sumber hara P dalam pembuatan pupuk P seperti SP-36, TSP dan DAP yang larut air sehingga cepat tersedia bagi tanaman. Untuk memproduksi pupuk tersebut, maka rock phosphate perlu diekstrak terlebih dahulu untuk menghasilkan asam fosfat untuk kemudian diproses menjadi pupuk.
Rock phosphate memiliki reaktifitas yang tinggi sehingga penggunaannya bagi tanaman langsung dapat dilihat di musim tanam pertama.
Makanya, dalam industri pupuk, batu fosfat sangat urgen. Bahkan negara-negara yang tak rendah cadangan batuan fosfat harus mengimpor menyelamatkan kesuburan pertaniannya.
Madina tentu harus bersyukur karena dianugrahi cadangan fosfat yang salah satunya berada di Desa Hadangkahan itu. Sehingga pupuk Sarlinkson bisa berharga murah dengan kualitas yang sama dengan produk pabrik yang beredar di pasaran.
Pengelolaan pupuk guano di Hadangkahan itu ternyata tak semulus yang diimpikan. Banjir yang melanda menyebabkan kendala bagi pergerakan sejak pada tahun 2007.
Pengelolaan baru dilakukan kembali setelah beberapa tahun kemudian, dan pada tahun 2014 produksi sudah bisa mencapai kisaran 4 ton per hari.
Pupuk Guano
Meski sama-sama organik, namun pupuk Guano berbeda kandungan dengan pupuk kompos, pupuk bokashi, pupuk organik cair, pupuk kandang, dan lain-lain.
Pupuk guano mengandung fosfor dan nitrogen yang tinggi. Ini efektif untuk penyuburan tanah yang kekurangan zat organik. Selain itu, pupuk guano juga mengandung kalium, kalsium, magnesium, dan sulfur dengan jumlah yang tinggi dan bervariasi, tergantung variasi buah yang dikonsumsi kelelawar.
Pupuk guano umum bersumber dari tahi kelelawar dan tahi burung walet yang bersarang di dalam goa.
Pupuk guano menjadi incaran negara-negara di dunia bagi kepentingan pertanian, karena memiliki unsur-unsur berkualitas tinggi bagi kesuburan tanaman.
Pupuk guano Guano pertama kali dikenal di Peru sekitar tahun 1850-1880an sebagai barang perdagangan utama.
Di Samudera Hindia, tambang guano ditemukan di Pulau Natal yang awalnya dikelola oleh Inggris dengan mendatangkan pekerja tambang dari Malaysia dan Singapura.
Kini, petani di Madina tentu turut memperoleh anugrah itu dengan harga pupuk guano yang relatif murah dan sangat berkualitas. Karena tak semua kawasan di Indonesia memiliki anugrah cadangan pupuk guano jenis tahi kelelawar, pun cadangan batuan fosfat.
Peliput: Dahlan Batubara