JAKARTA – Mantan Kepala Keamanan Udara Amerika Serikat (AS), Billie Vincent, mengemukakan sebuah teori yang berbeda mengenai insiden menghilangnya pesawat Malaysia Airlines (MAS) MH370.
Vincent berpendapat, pesawat tersebut mengalami kecelakaan akibat kebakaran yang terjadi di ruang kargo. Dia mengatakan, pilot dan semua kru pesawat nahas tersebut sudah melakukan segenap upaya untuk menyelamatkan pesawat tersebut.
Vincent, yang merupakan saksi ahli dalam sidang pemboman Lockerbie menolak dugaan bahwa pesawat tersebut telah dibajak oleh seseorang. “Data yang dirilis sejauh ini kemungkinan besar menunjuk ke sebuah masalah dengan bahan-bahan berbahaya,” ungkap Vincent.
“Skenario ini diawali dengan letusan bahan berbahaya di dalam kargo, baik yang dikemas secara legal atau dikirim secara ilegal, atau bahkan keduanya,” tambah Vincent, seperti dilansir Mirror, tadi malam.
Dia percaya, kebakaran yang bermula di dalam kargolah yang merusak sistem komunikasi pesawat tersebut. Vincent menebak, salah satu pilot berhasil memakai masker oksigen dan mencoba untuk mengubah pesawat kembali ke Kuala Lumpur.
“Pesawat kemudian terus terbang sampai tidak ada sisa-sisa bahan bakar dan jatuh, kemungkinan besar ke laut karena belum ada laporan dari setiap sinyal Emergency Locater Transmitter ( ELT ) yang dapat diterima oleh satelit jika kecelakaan itu di darat,” jelas Vincent.
Billie Vincent merupakan tokoh kunci dalam negosiasi pembajakan pesawat AS selama tahun 1980, menegaskan tidak mungkin pesawat itu disabotase. “Tidak ada indikasi bahwa salah satu dari pilot terlibat dalam hilangnya pesawat ini,” Vincent menegaskan.
Dalam pencarian MH370 ini, dikabarkan pula Prancis ikut turun tangan membantu pencarian pesawat nahas yang hilang sejak dua pekan lalu. Total saat ini ada 26 negara yang ikut menyisir laut dan darat, namun hasilnya sejauh ini masih nihil.
Diberitakan The Star, Prancis mengirim tiga penyidik ahli yang berpengalaman dalam pencarian pesawat Air France 447 yang jatuh di laut lima tahun lalu. Berdasarkan pernyataan Kementerian Transportasi, penyidik dari Badan Investigasi dan Analisis Keselamatan Penerbangan Sipil Prancis tiba di Kuala Lumpur, Selasa (18/3).
“Mereka akan berbagi keahlian dan pengetahuan berdasarkan pengalaman mereka mencari Penerbangan 447 Air France,” ujar pernyataan Kementerian Transportasi Malaysia.
Lima tahun lalu, pesawat Air France dari Rio de Janeiro menuju Paris jatuh ke Samudera Atlantik, menewaskan seluruh 228 penumpang di dalamnya. Puing dan blackbox pesawat baru ditemukan setelah empat kali pencarian selama dua tahun. Puluhan mayat penumpang masih belum ditemukan.
Bedanya dengan Air France, lima hari setelah pesawat itu hilang, puing dan mayat ditemukan. Sedangkan Malaysia Airlines penerbangan nomor MH370 hilang tanpa jejak hingga hari ke-10 ini.
Dengan keterlibatan Prancis, total saat ini ada 26 negara yang membantu Malaysia, setelah sebelumnya hanya 14 negara.
“Jumlah negara yang terlibat operasi pencarian meningkat dari 14 menjadi 26. Negara-negara itu adalah: Malaysia, Australia, Bangladesh, Brunei, China, Prancis, India, Indonesia, Jepang, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Laos, Myanmar, Selandia Baru, Pakistan, Filipina, Rusia, Singapura, Korea Selatan, Thailand, Turkmenistan, UAE, Inggris, AS, Uzbekistan, dan Vietnam,” tulis pernyataan Malaysia.(wasp)