Catatan Ringkas : ASKOLANI NASUTION
Empat tahun bekerja di DPRD (sebagai Kabag Humas dan Kabag Persidangan) memberi saya banyak catatan.
Catatan Pertama, dalam Nota Pengantar APBD, biasanya dimulai dari penyampaian asumsi-asumsi ekonomi oleh eksekutif (angka inflasi, laju ekonomi, PDRB, dll.) Seharusnya ada kajian (badan anggaran) bagaimana signifikansi sebaran anggaran yang diajukan dengan asumsi-asumsi di atas. Misalnya, apa dampak pembangunan sektor pertanian (bla-bla) dengan asumsi laju ekonomi 6 persen, apa dampak inflasi 7 persen dengan daya serap tenaga kerja tahun berjalan, dan seterusnya.
Karena setahu saya, setiap sekian persen angka inflasi dan laju ekonomi akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ribuan angkatan kerja (pelajaran dasar ekonomi makro). Padahal lagi, seharusnya harus ada indikator-indikator yang terukur secara ilmiah terhadap berbagai capaian itu.
Contoh lain, jika PDRB sektor tanaman pangan (misalnya) sekian persen, sejauh mana angka sebaran-sebaran kegiatan (yang diajukan) bisa menambah persentase PDRB tanaman pangan dan berdampak pada daya dukung ekonomi petani sawah (sebagai bagian terbesar dari sektor tenaga kerja kerakyatan), dan seterusnya.
Asumsi-asumsi saya kira bukan sekedar “introduction” dalam seni pertunjukan (demokrasi parlementer), tapi seharusnya menjiwai seluruh frame-frame berikutnya, dan saling mendukung untuk meningkatkan kualitas hidup rakyat. Kompetensi ekonomi makro saya kira mesti menjadi hal pokok yang harus dimiliki calon legislatif kita. Semoga hal itu menjadi pertimbangan bersama. ***
Comments
Komentar Anda