“Katanya bupati sekarang berjanji pelayanan ngurus KTP sama Kartu Keluarga mudah untuk rakyat Madina. Apanya yang mudah. Susahnya bikin darah tinggi saya naik,” kata Sarimuddin, warga Desa Gunung Tua Lumban Pasir, Kecamatan panyabungan, Sabtu (13/8) lalu di warung tak jauh dari Dinas Dukcapilsosnakertrans Madina.
Betapa tidak naik pitam, sejak hari Rabu (10/8/2016) dia mengurus Kartu Keluarga (KK), baru diperoleh Sabtu (13/8), itupun sore hari. Padahal dia butuh KK itu paling lambat hari Kamis untuk mengurus BPJ karena anggota keluarganya di RSU Panyabungan sedang sekarat.
Kepada Mandailing Online diceritakannya, kali pertama dia datang hari Rabu (10/8/2016), si pegawai memberitahu bahwa KK tidak bisa disiapkan hari itu karena blanko KK belum ada yang ditandatangani kepala dinas. Lantas si pegawai itu menganjurkan kepada Sarimuddin agar datang esok hari (Kamis) pukul 8.00 WIB.
Lalu, Kamis pagi dia datang. Tetapi si pegawai itu tak masuk kantor. Pegawai pengganti lain (pegawai II) mengaku tak tahu dimana arsip Sarimuddin disimpan pegawai yang kemarin (pegawai I). Pegawai II mempersilahkan Sarimuddin pergi ke ruangan sebelah menanyakan keberadaan surat panggilan.
Pegawai di ruang sebelah mengaku tak tahu surat panggilan itu. Pegawai itu mengatakan bahwa dia memperkirakan pegawai I meletakkannya di lemari arsipnya yang terkunci.
Harapan satu-satunya menunggu pegawai I datang. Ditunggu sampai jam 11.30 tak datang juga. Hingga sore tak ada lagi kabar berita nasib arsip KK-nya. Dia pulang dengan tangan kosong.
Jum’at pagi dia datang lagi. Semua pegawai yang ditanya tak mengetahui arsip Sarimuddiin. Lalu Sarimuddin disarankan mengurus surat panggilan baru. Sarimuddin pun kembali mengurus di ruang sebelah, lalu surat panggilan itu diserahkan kepada seorang pegawai (pegawai III) melalui loket. Si pegawai III menyatakan jam 3 sore KK bisa diambil.
Lalu pukul 3 sore Sarimuddin datang, tapi si pegawai III yang penerima berkas itu pun tak ada lagi. Pegawai lain mengaku tak tahu kemana si pegawai III itu. Surat panggilan pengganti itu juga tak diketahui kemana raibnya. Hari itu pun tetap tak ada hasil alias tangan kosong.
Lalu, Sabtu dia datang, tapi tak langsung ke Dinas situ, melainkan pergi ke kantor salah satu partai politik. Lalu seorang pengurus parpol itu menemani dia ke Dinas itu. Si pengurus parpol mendatangi para pegawai memaksa para pegawai menuntaskan KK itu.
Tetapi hingga siang hari, KK itu juga tak diterbitkan. Lalu si pengurus parpol menyuruh pengurus parpol lainnya mendatangi Dinas itu untuk memaksa para pegawai di Dina itu. Akhirnya, sore hari KK itu diterbitkan.
Dicatat oleh : Dahlan Batubara berdasar laporan Sarimuddin
Comments
Komentar Anda