MEDAN (Mandailing Online) – Pemkab Mandailing Natal sebaiknya mengajukan Natal Batahan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
Itu dicuatkan mantan Calon Bupati Madina, Irwan H Daulay di laman Facebook-nya, Jum’at (2/6/2017).
Disebitkannnya, kawasan Natal dan Batahan memiliki prospek menjadi kawasan ekonomi khusus, terutama di sektor industri, mengingat melimpahnya sumber daya alam di kawasan Madina, Tapanuli Bagian Selatan dan Sumatera Barat.
KEK Natal Batahan juga akan membuka keterisolasian kawasan pantai barat Sumatera dari aktivitas perekonomian nasional dan antar bangsa.
“Natal Batahan itu sangat strategis bagi perdagangan internasional khususnya bagi kawasan Asia Selatan, Timur Tengah, Australia dan Afrika,” katanya.
Irwan mengatakan, mewujudkan KEK Natal Batahan ini membutuhkan komitmen yang kuat dan visi yang jauh untuk mencapainya.
“Langkah pertamanya, Bupati perlu mengundang pemikir-pemikir yang memilki perhatian serius bagi kemajuan Madina,” imbuhnya.
Gagasan ini dicuatkan Irwan Daulay menanggapi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution yang telah melakukan pembahasan Kawasan Ekonomi Khusus Arun Lhokseumawe.
Pembahasan dilakukan bersama konsorsium KEK Arun Lhokseumawe di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat (2/6/2017).
Pada pembahasan tersebut menjadi ajang laporan bagi konsorsium kepada pemerintah mengenai percepatan pembangunan KEK Arun Lhokseumawe.
Fakta Sejarah
Sementara itu, berdasar penelitian yang dilakukan Sejarahwan Alm. Basyral Hamidi Harahap dalam buku Madina Madani (2014) menunjukkan fakta-fakta bahwa Natal merupakan kawasan penting sebagai simpul jaringan perdagangan untuk kawasan Aceh, Riau dan Sumbar.
“Jika ditinjau dari fakta sejarah dan fakta terkini, Natal telah menjadi pusat perdagangan di kawasan Pantai Barat sejak berabad-abad lalu,” tulis Basyral.
Natal adalah kota pelabuhan penting di muara Batang (Sungai) Natal, tempat berlabuh kapal-kapal besar. Gambaran itu dikisahkan William Marsden yang pernah tinggal di sana beberapa tahun, dalam bukunya The History of Sumatera yang terbit di London tahun 1788.
Marsden bertutur, Natal adalah basis yang nyaman untuk berdagang dengan Aceh, Riau, dan Minangkabau. Semua itu membuat Natal jadi kota yang padat dan makmur.
Kawasan ini bukan saja menjadi pusat perdagangan semasa colonial Belanda, tetapi jauh sebelumnya juga telah menjadi perhatian Portugis.
Sumber Tambahan : Basyral Hamidi Harahap/Madina Madani (2004)
Editor : Dahlan Batubara
Comments
Komentar Anda