PANYABUNGAN( Mandailing Online ) Disaat Lapas kelas IIB Panyabungan kecolongan karena seorang Nara Pidana kasus narkoba kabur pada senin 31/7/2023 kemaren, Ombudsman RI melakukan inspeksi mendadak ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II B Panyabungan, Kanwil Kemenkumham Sumatera Utara. Rabu 2/8/2023.
Saat melakukan sidak, anggota Ombudsman RI Jemsly Hutabarat bersama Kepala Ombudsman RI perwakilan Sumut Abyadi Siregar langsung melakukan pemeriksaan mulai pelayanan, dapur umum, sarana dan prasarana yang dilanjutkan dengan komunikasi langsung dengan warga binaan pemasyarakatan (WBP) yang ada di lapas tersebut.
Pada kesempatan itu Kalapas Kelas IIB Panyabungan Mustafa Kamal Simamora sempat menunjukkan lokasi Nara Pidana yang kabur pada senin kemaren.
Saat mendapat penjelasan dari Kalapas terkait kaburnya tahanan, Jemsly Hutabarat sempat heran karena napi yang kabur ternyata menjebol plapon ruang tahanannya dan keluar dari atap ruang tahanan. Aneh nya saat ditanyai CCTV, Kalapas berbelit belit. Ia mengaku CCTV sebelumnya berfungsi, namun saat kejadian karena hujan deras CCTV ternyata mati, parahnya Kalapas ngaku CCTV Lembaga Pemasyarakatan tanpa memori penyimpanan data.
Usai sidak, Jemsly Hutabarat yang di wawancarai mengatakan, kunjungan Ombudsman RI ke Lapas Kelas IIB Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal ( Madina ) ini dalam rangkaian sidak dan koordinasi terkait opini penilaian publik.
Jemsly mengatakan, saat melihat kondisi pengamanan Lapas menilai kondisi pengamanan( security ) Lembaga Pemasyarakatan ini sangat lemah, sehingga tidak tertutup pelaku mudah untuk kabur.
” security LP ini sangat tidak memenuhi standar, CCTV yang ada pun ternyata tidak otomatis bergerak, bahkan tidak memiliki memori penyimpanan data, itu yang harus segera di perbaharui,” kata Jemaly Hutabarat.
Selain itu, Ombudsman RI ini mengaku, untuk pelayanan mulai dari pelayanan dapur umum, kesehatan pasikitas keagamaan dianggap sudah baik.
” kalau pasilitas pelayanan dapur umum, kesehatan, keagamaan cukup baik, hanya saja pengembangan yang kurang seperti pembinaan Napi dibidang yang kerajinan tangan dan lainnya” kata Jamsly Hutabarat. ( red )