PANYABUNGAN (Mandailing Online) – Kasus penganiayaan wartawan atas nama Jefry Barata Lubis yang terjadi pada Jumat (4/3) malam turut menjadi perhatian Ketua Fraksi Golkar DPRD Mandailing Natal (Madina) Arsidin Batubara.
Arsidin menilai kasus ini bahaya bagi demokrasi yakni pers diperlakukan dengan kekerasan dan dibungkam.
“Ini Bahaya secara demokrasi, di mana pers diperlakukan dengan kekerasan dan dibungkam,” katanya.
Arsidin mengatakan, ke depan ini akan menjadi preseden buruk atas nama keterbukaan dan kebebasan pers dalam mengungkap kebenaran.
Anggota DPRD 3 periode ini menyebutkan, dukungan moral harus diberikan baik kepada korban agar tidak jera menyampaikan kebenaran maupun kepada pihak kepolisian agar bertindak atas nama bangsa dan negara demi tegaknya hukum.
“Bukan kekerasan dalam bertindak sebagaimana yang menimpa Saudara Jeffry,” sebutnya.
Lebih lanjut, Arsidin menjelaskan, jika benar dugaan bahwa pelakunya adalah oknum OKP, jangan sampai kekerasan kembali menjadi budaya.
“Maka jangan sempat juga menjadi budaya kembali bahwa OKP tidak berdiri atas nama Demokrasi tapi lebih kepada “Unit gangster” yang mengedepankan kekerasan dan intimidasi dalam bertindak,” jelasnya.
Anggota DPRD dari Partai Golkar ini menerangkan, jika hal tersebut terjadi akan sangat tidak baik untuk diteladan dalam tumbuh kembangnya dinamika kepemudaan di Mandailing Natal.
Arsidin pun meminta aparat penegak hukum dapat mengungkap motif penganiayaan dan pelaku sehingga menjadi semangat baru bagi insan pers dalam mengungkap kebenaran.
“Dalam 2×24 jam mestinya pihak penegak hukum dapat mengungkap motif dan pelaku sampai ke akarnya sehingga memberi semangat baru buat rekan-rekan pers dan kita semua untuk harapan yang lebih baik terhadap hak kemerdekaan berbicara di alam demokrasi ini,” pungkasnya.
Peliput: Roy Adam
Comments
Komentar Anda