Site icon Mandailing Online

Penyuluh Pertanian Harus Punya Jaringan Pasar

Prof. Bugaran Saragih

Penyuluh pertanian di era milenial harus fasih teknologi dan melek IT.

Bahkan, penyuluh yang mendampingi petani juga diharapkan punya jaringan dengan pengusaha dan pasar, yang akan memudahkan petani untuk menjual hasil panennya.

Saat ini bukan era atau zaman Bimas seperti dulu. Artinya, zamanya sudah modern, pasarnya sudah global. Karena itu, untuk mempercepat dan memudahkan pembangunan pertanian,  pemerintah sudah sewajarnya mengandeng dunia usaha.

Itu dukatakan mantan Menteri Pertanian, Prof. Bugaran Saragaih saat mengikuti diskusi bersama Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) dan pakar pertanian lainnya di Jakarta, Senin (28/10/2019).

Membangun pertanian itu sama dengan membantu petani agar kehidupannya lebih baik lagi. Sehingga, sudah tepat apabila Menteri Pertanian SYL mulai membangun pertanian dari kecamatan yang banyak melibatkan praktisi pertanian, seperti penyuluh, penyuluh swadaya, dan pusat pelatihan pertanian pedesaan swadaya (P4S), sampai ke dunia usaha.

Bugaran Saragih yang Menteri Pertanian periode 2001-2004 itu mengatakan bahwa membangun petani atau pertanian dari kecamatan harus diikuti dengan penguatan atau revitalisasi terhadap kelembagaan petani dan penyuluh.

“BPP-nya harus direvitalisasi. Kemudian, penyuluhnya yang  zaman dulu menangani Bimas dan Inmas juga harus direvitalisasi. Karena banyak penyuluh yang sudah tua, perlu peremajaan penyuluh dan mendidik penyuluh yang baru untuk mendampingi petani,” paparnya.

“Dunia usaha juga punya penyuluh. Seperti PT Pupuk Indonesia  juga punya tenaga pemasaran dan penyuluh sampai ke desa-desa yang bisa membimbing petani untuk menggunakan pupuk yang baik dan benar. Nah, tenaga penyuluh dari perusahaan-perusahaan ini bisa dimanfaatkan pemerintah untuk membantu petani,” papar Bungaran.

Dia juga mengungkapkan, sejumlah perusahaan pakan seperti  Charoen Pokphand Indonesia dan Japfa Comfeed  punya teknical service yang bisa dimanfaatkan untuk membantu petani. “Jadi, perusahaan-perusahaan jangan dianggap sebagai lawan, tapi dimanfaatkan. Pemerintah yang mengatur dan memanfaatkan peran mereka ke petani,” ujarnya.

Bungaran juga mengatakan, apa yang dilontarkan Mentan SYL untuk memulai membangun pertanian dari kecamatan itu sudah benar. Sebab, membangun pertanian itu memang ala petani.

“Tentu saja, mereka (petani, red) harus dibantu pemerintah, supaya bisa bekerja efektif dan efisien,” kata Bungaran.

Menurut Bungaran, pemerintah saat ini sudah saatnya mengajak masyarakat atau petani untuk membangun pertanian. Petani difasilitasi dan didorong supaya mendapatkan manfaat yang berlipat. “ Karena itu harus ada penyuluh lokal yang bisa memanfaatkan hal ini,” kata Bungaran.

Sumber : Tabloid Sinar Tani
Editor : Dahlan Batubara

Comments

Komentar Anda

Exit mobile version