JAKARTA – Sekretaris Menteri Sekretaris Negara Lambock V Nahattands menegaskan interior kabin yang terdapat pada pesawat kepresidenan tidak akan menjadi semewah yang banyak diperkirakan.
“Pesawat ini memang tidak dirancang untuk menjadi sebagaimana sebuah pesawat pribadi khusus,” katanya tadi malam.
Menurut Lambock, pesawat kepresidenan memang dipastikan akan dirancang untuk menempatkan ruangan khusus untuk presiden ataupun wakil presiden. “Juga ada ruangan untuk para ajudan, dan penumpang lainnya. Tetapi sebenarnya itu tidak seperti yang banyak dipikirkan selama ini,” kata dia.
Rencananya pesawat ini akan memiliki kapasitas sesuai untuk rombongan kepresidenan. “Jumlahnya kurang lebih 70 orang,” kata Lambock. Selain itu, pesawat produksi Boeing Company itu diharapkan bisa terbang jauh dengan estimasi perjalanan 10-12 jam. Pesawat juga didesain untuk bisa mendarat di bandara kecil.
Lebih lanjut Lambock menyatakan dalam pesawat memang akan ada perlengkapan peralatan navigasi, sistem komunikasi, cabin insulation, dan perangkat hiburan dalam pesawat. “Tapi jangan menyamakan pesawat ini dengan Air Force One (pesawat kepresidenan AS), jauh beda sekali,” ujarnya.
Boeing Company memang dikenal menjadi produsen pesawat kepresidenan di banyak negara di dunia. Beberapa di antaranya sepertiArgentina,Australia, Belarusia,Kolombia,Malaysia,Nigeria, danIndia.
Lambock juga menyatakan pesawat carter tidak optimal dalam hal kenyamanan dan kesiapan pesawat. “Rekonfigurasi pesawat carter komersial menjadi khusus untuk VVIP membutuhkan waktu yang cukup lama dan tidak nyaman layaknya pesawat khusus kepresidenan,” katanya.
Menurutnya, kehadiran pesawat khusus kepresidenan menjadikan dukungan kegiatan VVIP lebih mudah dan juga akan menekan biaya sewa yang selama ini dianggarkan. “Menggunakan pesawat sewa biayanya lebih tinggi karena penerbangan khusus untuk VVIP memerlukan konfigurasi khusus,” tuturnya.
(dat03/tempo)
Comments
Komentar Anda