Jakarta – Kepala Polres Metro Jakarta Pusat, Komisaris Besar Angesta Romano Yoyol, mengatakan kasus penyerangan di Rumah Duka Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) tidak ada kaitannya dengan perang antar kelompok.
“Itu murni kriminalitas,” kata Yoyol pada Jumat, 24 Februari 2012.”Kami tidak bisa menyebutkan motifnya karena masih dalam pengembangan.”
Saat ini polisi telah menetapkan tiga orang sebagai tersangka dari tujuh yang diamankan di Cengkareng. “Kami akan terus bergerak untuk menangkap sisanya,” katanya.(Baca:Polisi Tetapkan 3 Tersangka Penyerangan di RSPAD)
Kasus penyerangan terjadi di pada Kamis, 23 Februari 2012 dinihari. Bentrokan ini mengakibatkan dua orang tewas.
Juru bicara Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Rikwanto, mengatakan penyerangan tersebut sudah direncanakan. Para penyerang datang sekitar pukul 01.30 menggunakan delapan taksi. Mereka masuk ke rumah duka dengan membawa senjata tajam, seperti parang dan samurai.
Di dalam ruang duka, terdapat enam orang yang sedang melayat, yakni Oktafianus Mag Milion, 35 tahun, Yopi Jonatan Berhitu (35), Stendly Wenno (37), Ricky Kutu Boy (37), Errol Karl Latumanui (38), dan Jefrry Ha Kailola (38). Dalam peristiwa ini, Stendly dan Ricky tewas diserang, sedangkan empat lainnya luka berat.
Stendly dibacok di area halaman rumah duka. Ia tewas dengan luka robek di dahi, kepala, perut kanan, dan kedua tangannya. Sedangkan Ricky, korban tewas lainnya, dibacok di bagian belakang rumah duka. Ia tewas dengan luka bacokan di kepala bagian belakang. “Motif penyerangan masih kami dalami,” kata Rikwanto.(yahoo)