Site icon Mandailing Online

PT. Legenda Kopi Katulistiwa Genjot Pasar Kopi Robusta Mandailing

Direktur PT. Legenda Kopi Katulistiwa, Yuhenri Bahar

 

PANYABUNGAN (Mandailing Online) – PT. Kopi Rakyat Indonesia melalui anak perusahaanya PT. Legenda Kopi Katulistiwa terus melalukan ekspansi pasar kopi robusta dari Mandailing.

Hingga kini PT. Legenda Kopi Katulistiwa telah mampu memasarkan sekitar 2 hingga 3 ton perbulan kopi robusta bentuk bubuk dan green bean serta  roast bean.

Itu diungkapkan Direktur PT. Legenda Kopi Katulistiwa, Yuhenri Bahar didampingi Supervisor Plantation, Edi Tanjung dan Supervisor Processing, Yusuf Lubis menjawab wartawan di kantor PT. Legenda Kopi Katulistiwa, Lintas Barat, Panyabungan, Jum’at (30/8/2019).

Untuk kopi bubuk, kemasan yang dipasarkan meliputi kemasan sachet dan kemasan ukuran 100 hingga 250 gram. Selain itu juga produk kopi susu.

Pasaran terbesarnya adalah Jakarta untuk pulau Jawa, dan sebagian kecilnya di kawasan Mandailing Natal (Madina).

Ekspansi pasar Madina sendiri dimulai sejak Maret, sedangkan untuk Jakarta baru dimulai sejak Juli 219.

Untuk 6 bulan ke depan ditarget sebanyak sekitar 30 hingga 35 ton perbulan.

Target itu, katanya, berdasar potensi permintaan dari pasar. Hanya saja tercapai atau tidaknya target itu tergantung pada posisi pasokan bahan baku kopi robusta dari petani.

Untuk mencapai target itu, pihaknya harus berupaya keras merangsang petani di kawasan Mandailing Natal untuk meningkatkan produksi kopi robusta.

Sejauh ini, pihaknya telah menggulirkan program kontrak kerjasama dengan petani dan pedagang pengumpul di Mandailing Natal dalam upaya memenuhi permintaan pasar yang kian meningkat.

Kemitraan dengan petani dan pedagang pengumpul ini bukan saja di segmen produktifitas tetapi juga kualitas kopi.

Dia berharap ekspansi pasar kopi robusta ini berdampak positif bagi para petani kopi di Mandailing Natal.

Peluang bahan baku kopi yang diproyeksikan, bukan saja dari kebun-kebun kopi petani yang ada, tetapi juga tanaman-tanaman kopi robusta peninggalan zaman kolonial Belanda yang benyak tersebar di berbagai kawasan Mandailing Natal.

Peliput : Dahlan Batubara

Comments

Komentar Anda

Exit mobile version