Sejumlah petani menyebutkan, Minggu (21/10) bahwa tanaman padi mereka sudah terrendam sejak Jum’at. Hamparan sawah terrendam air akibat meluapnya dua sungai di kawasan itu, yakni Sungai Batang Angkola dan Sungai Batang Gadis menyusul tingginya curah hujan.
Sejumlah petani mengaku sudah pasrah karena padi mereka diperkirakan akan mengaliami gagal panen, karena bulir padi akan membusuk sebelum menguning. Belum ada data resmi jumlah luas sawah yang terrendam di desa tersebut. Petani memperkirakan luasnya diatas seratus hektar.
Namun, sejumlah petani lain petani terpaksa melakukan panen secara dini walaupun belum waktunya panen dan hasilnya juga tidak akan memadai. Panen prematur ini dilakukan untuk mengantisipasi busuknya padi yang sudah menguning.
“Kita terpaksa melakukan panen dini, karena kita khawatir padi akan membusuk akibat terrendam air,” ujar Mangaraja (45) salah seorang petani di Desa Huraba, Minggu (21/10).
Lebih lanjut Mangaraja mengatakan padi miliknya yang terrendam sudah menguning yang sebagiannya menjelang matang, tetapi masih ada sebahagian yang prematur dan terpaksa dipanen sebelum membusuk.
Para petani mengaku belum bisa memprediksi kapan air akan surut, sementara bulir padi akan membusuk jika tergenang selama 3 hingga 5 hari. Cuaca ekstrem membuat perkiraan petani meleset sehingga panen pada musim panen kali ini tidak akan bisa mencukupi kebutuhan mereka lagi.
“Pada musim yang lewat mudah-mudahan masih lumayan hasil yang kita dapatkan, namun pada musim panen kali ini kita khawatir modal yang kita keluarkan saja tidak akan bisa kita kembalikan lagi,” tambah Mangaraja. (mar)
Comments
Komentar Anda