PANYABUNGAN (Mandailing Online) – Pengaruh politik uang dalam Pemilu cenderung menurun.
Itu diungkap Direktur Lingkar Madani, Ray Rangkuti dalam Sosialisasi Diskusi Publik Hasil Fakta Integritas Caleg Madina 2019 di Aula Mitra Tani, Panyabungan, Mandailing Natal, Sumut, Senin (1/4/2019).
Meski politik uang masih tetap bermain dalam Pemilu 2019 nanti, tetapi pengaruhnya terhadap keterpilihan relatif menurun.
Dari beberapa survey yang dilakukan, termasuk di Jawa Timur dan Jakarta, ujar Ray, hanya sekitar 30 persen pemilih yang menerima uang menjatuhkan pilihan pada caleg pemberi uang. Selebihnya mengikuti hati nurani.
Grafik persentase itu menurun dari Pemilu ke Pemilu.
Dan untuk Pemilu 2019 ini, persentase jumlah pemilih milenial lebih tinggi dibanding pemilih yang mengikuti Pemilu sebelumnya. Pemilih milenial umumnya belum pernah ikut pemilu sehingga belum tersentuh money politic.
Oleh karenanya, para calon legislatif (caleg) yang konsisten tidak melakukan pendekatan politik uang, dapat melakukan pendekatan-pendekatan kepada pemilih. Terutama terhadap pemilih milenial.
Sebab, menurutnya, faktor keterkenalan dan kedekatan relatif mampu mengalahkan faktor money politic.
Diskusi ini diselenggarakan Sekolah Anti Korupsi Sumut didukung LBH AL-Amin Madina. Setelah sebelumnya dilakukan Fakta Itegritas Caleg Madina 2019.
Sebelumnya, Sekretaris LBH Al-Amin Madina, Amril M Lubis menyatakan, bahwa faktor politik uang telah menghancurkan demokrasi itu sendiri.
Oleh karenanya, politik uang harus dikikis agar demokrasi itu menghasilkan output positif sesuai dengan yang diharakan.
“Kita harus fokus mengikis politik uang,” katanya. Sebab, tanpa upaya itu, anggota legislatif yang memiliki intergritas bagus akan sulit dilahirkan Pemilu.
Peliput : Dahlan Batubara
