Progres pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Batahan, Mandailing Natal (Madina) terus bergulir.
Selain telah menjadi agenda pemerintah pusat dan sudah disokong penuh oleh Kamar Dagang dan Industri (Kadin Sumut) progres KEK ini memperoleh perhatian dari DPRD Madina.
Komisi 1 DPRD Madina direncanakan melakukan kunjungan kerja ke Tapanuli Selatan dan Padangsidempuan 2 Maret mendatang.
Informasi yang dihimpun Mandailing Online di gedung DPRD Madina, Kamis (27/2/2020), agenda kunker Komisi 1 ini memiliki banyak agenda penggalian potensi. Mulai dari sektor kerjasama pariwisata dan pemerintahan juga penguatan peluang antar kabupaten atas kehadiran KEK Batahan.
Perhatian legislatif terhadap potensi KEK Batahan harus dijempoli mengingat KEK Batahan merupakan peluang yang sangat besar bagi lompatan pertumbuhan ekonomi Madina ke depan.
Sebab, pelabuhan Belawan di pantai timur yang menjadi kiblat selama ini menyebabkan perekonomian Madina payah berkembang karena biaya distribusi barang yang mencapai 20 % dari biaya produksi penyebab investasi mandek.
Oleh karena itu, upaya pembentukan KEK Batahan oleh Bupati Madina Dahlan Hasan Nasution memperoleh apresiasi dari pemerintah pusat dan Kadin Sumut.
Pemerintah pusat melalui Sekretariat Nasional Kawasan Ekonomi Khusus Kemenko Perekonomian RI melihat posisi KEK Batahan bukan hanya akan mendorong pertumbuhan ekonomi Madina tetapi juga bagi kabupaten kota di kawasan pantai barat Sumatera Utara.
Bahkan secara luas KEK Batahan juga akan mendongkrak roda ekonomi beberapa kabupaten tetangga Sumut di Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatera Barat.
Pun Kadin Sumut selaku induk dari beberapa organisasi pengusaha serta motor penggerak industri perdagangan dan jasa, memandang kehadiran KEK Batahan bukan saja manjadi solusi penting mendorong perekonomian daerah daerah di kawasan pantai barat Sumut, Aceh dan Sumbar, lebih dari itu KEK Batahan menjadi salah satu west gate Sumatera ke dunia internasional dari Lautan Samudera.
Sehingga Kadin Sumut melihat KEK Batahan ini menjadi lompatan penting bagi pintu gerbang ekonomi yang selama ini didominasi pantai timur yang justru menjadikan Indonesia terjebak pada ketergantungan kepada Singapura.
Pandangan Kadin Sumut ini pula yang menjadikan Kadin Sumut yang diketuai Ivan Iskandar Batubara menjadi sangat serius menyokong pendirian KEK Batahan.
Keseriusan Kadin Sumut itu terlihat pada pertemuan antara Kadin Sumut dengan delegasi negara Belgia yang dipimpin langsung Duta Besar Belgia untuk Indonesia, Stephane De Locker pada 24 Pebruari lalu di kantor Kadin Sumut di Medan.
Pertemuan Kadin Sumut dengan delegasi Belgia itu hanya dua hari berselang dari rapat kerja Kadin Madina di Panyabungan pada 22 Pebruari yang didominasi rumusan peran serta Kadin untuk KEK Batahan.
Perhatian DPRD Madina terhadap KEK Batahan ditandai masuknya agenda pembicaraan KEK dalam rencana kunker ke Tapsel memperlihatkan bahwa komitmen anggota dewan masih tinggi bagi kemajuan daerah.
Apalagi penjajakan kerjasama di sektor pariwisata antar dua kabupaten ini menjadi urgen terutama di titik Danau Siais. Karena Danau Siais berada di perbatasan Tapsel-Madina.
Karena berada di perbatasan menjadikan danau ini memiliki peluang rantai ekonomi pariwisata bagi kedua kabupaten ini dari sisi perkembangan kuliner, souvenir, jasa dan lainnya.
Danau Siais yang memiliki luas 4500 hektar dan berada dalam enam besar dari daftar danau terluas di Indonesia ini diproyeksikan menjadi item pariwisata pendukung KEK Batahan.
Oleh karena itu, rencana kunker Komisi 1 DPRD Madina yang dipimpin Ketua Komisi-nya Sobir Lubis ke Tapsel pekan depan patut dijempoli. Dan merupakan nilai yang tinggi bagi anggota dewan yang menunjukkan komitmen mereka bagi kemajuan daerah.
Penulis : Dahlan Batubara
Comments
Komentar Anda