Tiang Lapuk, Plafon Bolong, Atap Bocor
Sektor pendidikan adalah salahsatu prioritas pembangunan nasional. Sayangnya, sarana pendidikan seperti, bangunan SDN 100760 Kecamatan Arse, Tapsel terancam roboh. Pasalnya, selain atap tiga ruangan bocor, plafon banyak yang bolong bahkan tiang penyangga atap lapuk.
Jika bangunan sekolah ini tidak segera diperbaiki pemerintah, dikhawatirkan atap dan plafon sekolah itu akan jatuh dan pasti membahayakan keselamatan siswa dan guru saat proses Belajar Mengajar (PBM) berlangsung.
Sekolah plat merah yang terletak di Lingkungan Lumban Lobu, Kelurahan Arse Nauli, terlihat tiga lokalnya sangat membutuhkan perbaikan. Kondisi yang rusak itu bisa dilihat di ruang kelas 4, 5 dan 6. Saat hujan, dari atap yang bocor air hujan akan masuk ruangan dan membuat lantai ruangan yang terkelupas menjadi becek.
Kepala sekolah sudah meninggal puasa lalu, dan saat ini proses pendidikan dilaksanakan beberapa guru yang diawai Koordinator Pengawas (Korwas). Pantauan METRO Rabu (25/1) lalu, ruang belajar kelas 4, 5 dan 6 merupakan gedung lama dengan kondisi bangunan yang sudah berumur. Bagian atap (seng, red) sudah banyak yang disisip bahkan banyak yang bocor. Di beberapa titik, banyak plangnya yang sudah lepas dari tiang karena lapuk dan tinggal menunggu jatuh saja. Bahkan, di bagian plang, ada yang sudah ditumbuhi rumput liar yang menambah kondisi rusaknya bagian gedung tersebut.
Kemudian, plafon ruangan umumnya banyak yang bolong, lantai semen sudah terkelupas sehingga kerab menimbulkan debu dalam ruangan. Mobilernya seperti kursi dan meja banyak yang sudah reot dan tak tertata dengan baik. Dengan kondisi ini, dipastikan suasana proses belajar dan mengajar di tiga ruangan ini tidak ada yang nyaman.
“Kalau hujan turun, ke-3 ruangan yang bergandengan ini pasti akan masuk air yang menyebabkan lantai tanah basah dan becek. Dan ketika cuaca cerah, justru akan berdebu,” kata ucap beberapa guru yang sedang mengajar kepada METRO, Rabu (26/1).
Untuk mengatasi permasalahan lantai ini, pihak sekolah kadang kembali menyemen lantai yang terkelupas. Tapi kembali terkelupas, karena umumnya lantai sudaj terkelupas. “Kami merasa terganggu dengan kondisi sekolah, apalagi saat hujan. Para guru juga khawatir melihat kondisi atap jika sewaktu-waktu akan roboh. Pokoknya tidak nyamanlah di dalam ruangan,” ucap guru.
Koordinator Pengawas (Korwas) Kecamatan Arse, Nasution ketika di konfirmasi METRO Rabu (25/1) melalui selulernya mengatakan, kepala sekolah defenitif belum ada sejak kepela sekolahnya meninggal Agustus 2011 lalu. Namun, sebagai Pelaksana Tugas (Plt) kepala dipegang dirinya sebagai Korwas.
Soal kerusakan ke-3 ruangan, sejak dirinya memimpin di SDN tersebut November 2011 lalu belum pernah di usulkan untuk diperbaiki. (ran/mer.metrotabagsel)
Comments
Komentar Anda