Site icon Mandailing Online

Terbakar, 5 Rumah Rata dengan Tanah


SIPIROK-
Lima unit rumah di Dusun Bunga Bondar 10, Desa Pinagar, Kecamatan Arse, Tapsel, rata dengan tanah usai dilalap si jago merah. Tidak ada korban jiwa dalam kebakaran ini. Namun, kerugian sementara ditaksir mencapai ratusan juta rupiah.
Informasi yang dihimpun METRO dari lokasi kebakaran, Selasa (8/8), menyebutkan, api bermula dari rumah Dimas boru Siregar (62) atau akrab disapa Oppu Lamsari. Saat itu, seperti biasa nenek dua cucu ini memasak untuk sarapan pagi sebelum berangkat ke gereja. Oppu Lamsari memasak menggunakan kayu bakar.
Selesai memasak dan sarapan, sekitar pukul 08.00 WIB Oppu Lamsari ke luar rumah dan ngerumpi (manjojor) dengan tetangganya. Awalnya, Oppu Lamsari bermaksud manjojor hingga pukul pukul 10.00 WIB atau sebelum pergi ke geraja. Namun, karena asyik ngerumpi bersama beberapa nenek seusianya, Oppu Lamsari tidak jadi ke gereja.
Lalu, sekitar pukul 12.00 WIB, salah seorang tetangganya Umak Mawar yang sedang menyuci di Tapian Umum yang berada di seberang jalan melihat asap mengepul dari rumah Oppu Lamsari. Selanjutnya, ia berteriak kebakaran..kebakaran.
Dalam hitungan menit, asap terus mengepul dan kobaran api mulai membara. Akhirnya masyarakat dusun yang berjumlah sekitar 12 kepala keluarga (KK) berhamburan, apalagi setelah mendengar isyarat yang dibunyikan dari masjid yang memberitahukan kebakaran.
Selanjutnya, api menjalar ke rumah yang dihuni Bulan (30) yang kebetulan sedang kosong. Akhirnya rumah panggung dengan ukuran sekitar 1X18 tersebut juga rata dengan tanah. Lalu, kendati ada upaya memadamkan api dari masyarakat, si jago mereh terus menunjukkan aksinya dengan melalap rumah Tarmidzi Pulungan yang juga sedang ditinggal pemiliknya. Api juga meratakan rumah Jannes Siregar (52) yang berada di depan rumah Oppu Lamsari, sedangkan Rumah Lena Hasibuan (45) juga harus rata dengan tanah. Tapi, rumah ini dirobohkan untuk menghindari kobaran api menjalar.
“Kebetulan kami sedang asyik cerita-cerita di depan lopo itu (sekitar 50 meter dari rumah terbakar). Dari pagi sampai siang kami duduk di situ, bahkan sempat kami tanyakan dia (oppu Lamsari) apakah sedang memasak, karena terlihat dari sekitar rumahnya ada asap. Tetapi tiba-tiba setelah diperjelas ternyata kebakaran telah terjadi dengan cepat, hanya sekitar 2 jam rumah hangus. Ratusan warga terus berusaha menyelamatkan barang dan memadamkan api dengan menggunakan kran air tapian yang ada namun tetap tak mampu memadamkan api,” terang salah seorang nenek boru Siregar.
Beberapa masyarakat lainnya mengatakan, sempat mendengar dentuman keras dari lokasi kebakaran, setelah bunyi dentuman kobaran api semakin menjadi. “Memang ada dentuman keras dari kobaran api. Selanjutnya, kobaran api semakin membesar. Mungkin saja itu tabung gas yang baru dibagikan,” kata beberapa warga.
Pantauan METRO, lima unit rumah dari bahan kayu rata dengan tanah dan meninggalkan debu dan puing-puing berserakan. Masyarakat setempat terus bergotong-royong membersihkan lokasi. Dan, sesuai dengan hasil musyawarah, kelima rumah akan dibangun dengan cara gotong-royong dan mengumpulkan bantuan.
Sedangkan keluarga yang ditimpa musibah kebakaran untuk sementara menggunakan rumah kosong di sebelahnya. Sedangkan Tarmidzi dan Bulan memilih tinggal dirumah orangtua. Beberapa warga lainnya berupaya mengumpulkan bantuan sukarela dari pengguna jalan yang melintas di jalan Provinsi Sipirok SDH tersebut.
Waspadai Kebaka
Bupati Tapanuli Selatan Syahrul Pasaribu mengajak seluruh masyarakat untuk mewaspadai terjadinya kebakaran. Sebab, saat ini Tapsel sedang dilanda musim kemarau.
“Kebakaran ini bencana bagi mereka dan peringatan bagi kita. Untuk itu tetaplah waspada. Mari kita semua membantu saduara kita yang ditimpa musibah,” ujar Syahrul saat meninjau 5 rumah di Dusun Bunga Bondar X, Desa Pinagar, Kecamatan Arse, yang terbakar Minggu (6/8).
“Atas nama Bupati dan seluruh masyarakat Tapsel saya turut berbelasungkawa atas kejadian yang menimpa bapak dan ibu semua. Yakin lah setiap cobaan dari-Nya pasti ada hikmahnya bagi kita,” ungkap Syahrul.
Mangaraja Endar selaku tetua adat dan mewakili para korban, di hadapan bupati menyebutkan, kalau seluruh masyarakat desa telah bermusyawarah dan sepakat untuk sama-sama membangun rumah bagi para korban.
“Terimakasih atas kunjungan dan kepedulian bupati. Mudah-mudahan bantuan ini dapat kami pergunakan sebaik mungkin untuk membangun kembali rumah korban di atas pertapakan terbakar,” pungkasnya. (ran/neo)
Sumber : Metro_Tabagse

Comments

Komentar Anda

Exit mobile version