gambar grafis logo tut wuri handayani
PANYABUNGAN (Mandailing Online) –Tunjangan guru non sertifikasi belum semuanya dicairkan oleh pihak Dinas Pendidikan Mandailing Natal (Madina) padahal saat ini sudah memasuki akhir tahun anggaran.
Parahnya, selain tahun ini, sebanyak 6 bulan tahun 2012 juga belum diterima guru, meski LKPJ bupati tahun anggaran 2012 sudah dipertanggungjawabjan di gedung DPRD Madina. Lalu kemana dana itu lenyap?
“Dulu waktu adanya demo guru-guru menuntut agar pencairan sertifikasi dan non sertifikasi segera dicairkan, tapi ini yang ditanggapi dan diproses hanya sertifikasi saja. sedangkan non sertifikasi belum juga dicairkan,” ujar seorang guru di Panyabungan yang identitasnya dirahasiakan, Kamis (21/11/2013) di Panyabungan.
Dia menuduh pengurus Forum Guru Sejahtera Madina membodoh-bodohi para guru yang belum sertifikasi dan tidak bisa memperjuangkan hak-hak anggota non sertifikasi.
“Memang betul kemarin baru ada cair untuk 3 bulan saja, sedangkan tunggakan pada tahun-tahun sebelumnya saja belum dicairkan 6 bulan ditambah lagi tahun ini selama 12 bulan,” katanya.
Dia mempertanyakan kenapa dana tunjangan guru sertifikasi begitu cepat dicairkan, sedangkan tunjangan non sertifikasi tidak dicairkan. Ini menimbulkan kecurigaan bagi guru-guru bahwa dana non sertifikasi itu sengaja diendapkan.
“Kok saat ini ketua forum diam saja, padahal dulu kita ikut juga demo ke kantor bupati dan DPRD Madina mendesak agar tunjangan sertifikasi dicairkan. Ini kok malah diam, waktu kemarin waktu demo berkoar koar akan memperjuangkan nasib guru,” serunya.
Peliput : Maradotang Pulungan
Editor : Dahlan Batubara
Tunjangan Non Sertifikasi Guru Masih Misterius http://t.co/MOtOZbrqYu lewat @mandailing_on
Tunjangan Non Sertifikasi Guru Masih Misterius http://t.co/nFS6IVg55W lewat @mandailing_on
RT @Holiktympanum: Tunjangan Non Sertifikasi Guru Masih Misterius http://t.co/nFS6IVg55W lewat @mandailing_on
alale..paling i pangan par dinas i
Peliput kok ngak konfirmasi pada FK Gusema, lalu memberitakan tanggapan guru non sertifikasi. Sebaliknya peliput profesional, biar beritanya tak jadi propaganda.