PANYABUNGAN (Mandailing Online) – Tympanum Novem Multimedia kembali memproduksi film Mandailing. Film yang diproduksi ini berjudul “Si Bisuk Na Oto”.
Ini merupakan film ke-9 yang diproduksi Tympanum Novem Multimedia. Kali ini Tympanum tak sendirian, tetapi menggandeng Nila Sari Pro, sebuah production house milik penyanyi Nila Sari.
Shooting perdananya dilakukan Minggu (29/3/2015) lalu di kawasan Siabu. Lokasi-lokasi shooting direncanakan di beberapa kawasan Mandailing Natal.
Film ini disutradarai Askolani Nasution yang juga merangkap sebagai penulis scenario. Sedangkan Nila Sari tampil sebagai produser.
Menjawab Mandailing Online, Selasa (31/3) Askolani mengungkapkan cerita yang judulnya diangkat dari cerita rakyat Mandailing itu, tidak sama dengan pakem cerita aslinya, hanya mengadopsi sifat dan karakternya saja, bisuk yang maknanya merujuk kepada sifat sederhana, bijaksana, dan apa adanya.
Cerita diplot dari sebuah rok dalam yang tersangkut di jemuran bambu. Tokoh Si Bisuk Na Oto dituduh mencuri rok dalam Lia, lalu disidang dalam acara adat. Si Bisuk Na Oto kemudian divonis diusir dari kampung.
Lia merasa bersalah karena gara-gara rok dalamnya Si Bisuk Na Oto harus tinggal di hutan sendirian. Diam-diam ia sering mengunjunginya. Seringnya bertemu di pondok tepi hutan itu, membuat mereka berdua saling jatuh cinta. Tapi penduduk malah tambah marah. Karena itu penduduk ramai-ramai membakar pondok Si Bisuk Na Oto dan memukulinya.
Pemilihan rok dalam, menurut Askolani, sebagai metafora bahwa banyak hal-hal pelik yang muncul karena hal-hal yang amat sepele pada mulanya.
Tokoh Si Bisuk Na Oto diperankan oleh Zulfikar, aktor pemula yang berasal dari Padang Bolak. Dan tokoh Lia diperankan oleh Nila Sari Tanjung.
Nila Sari Tanjung yang selama ini popular sebagai penyanyi, mengaku sudah lama tertarik dengan dunia film. Karena itu, dalam pertemuan dengan Tympanum awal bulan lalu, berujung kepada kesepakatan untuk membuat film produksi bersama.
Nila Sari Tanjung lahir pada 20 Oktober 1990, selain berbakat di bidang tarik suara, ternyata juga memiliki bakat lain. Ia menulis cerpen, meraih Predikat Baik dalam Qiro’atul Qur’an 30 juz dalam MTQ di Padangsimpuan (2007), Juara Umum Kontes Dangdut Tapanuli Selatan (2006), Juara I Festival Keroncong, dll.
Karena itu, Nila Sari Tanjung, lulusan Kimia Analis ATIP Padang ini mencoba menjajal dunia akting. Dan ia memilih Tympanum yang ia yakini dapat membuat produk film yang bermutu dan berbudaya.
“Saya memilih Tympanum karena saya lihat rumah produksi ini bisa profesional bekerja,” katanya di sela shooting Minggu lalu.
Film Si Bisuk na Oto rencananya akan memasuki pasar pada bulan Mei nanti. Film ini akan dibubuhi empat soundtrack.
“Kita berharap semua bisa sesuai target,” kata Askolani. Pemain-pemain yang memperkuat film ini, menurut Askolani juga sangat memiliki bakat. Antara lain, Efa Handayani, Yeni Julianice, Miko Amikola, Midah Batubara, Tina Lubis, Wan Zhiqy Lubis, dan beberapa pemain lama di kandang Tympanum seperti Anni Z Nasution, Ifky dan lain-lain.
Sementara itu, Direktur Pelaksana Kompartemen Tympanum Novem Multimedia Abdul Holik Nasution menyatakan produksi bersama Tympanum dengan Nila Sari Pro ini sarat dengan makna lintas batas budaya.
“Dengan kerja sama ini kita ingin tidak ada batas-batas daerah lagi. Semua seniman yang ada di wilayah bekas Tapanuli Bagian Selatan adalah satu keluarga. Kita ingin semua saling bekerja sama dan mendukung,” katanya di sela-sela shooting.
Efa Handayani mewakili Nila Sari Pro juga sependapat. “Selama ini seolah-olah seniman di Mandailing dengan Tapsel misalnya seperti terkotak-kotak. Karena itu kami membuka batas itu,” katanya di Siabu, kemarin.
Peliput : Holik Nasution
Editor : Dahlan Batubara
Comments
Komentar Anda