SIABU (Mandailing Online) – Uang tak ada, kehidupan sangat miskin, penyebab Yusriani Nasution tak mampu lagi ke rumah sakit mengoperasi kista ovarimun di rahimnya.
Itu yang dialami Yusriani Nasution (32), warga Desa Hutapuli, Kecamatan Siabu, Mandailing Natal (Madina), Sumut.
Ibu rumah tangga yang memilili dua anak ini telah 5 tahun mengidap kista folikel di rahimnya, salah satu jenis kista ovarium yang sudah stadium ganas.
Suaminya, Harmei Lubis bekerja menyadap pohon karet di kebun orang lain. Penghasilannya cuma sekitar Rp 200.000 per pekan, hanya cukup untuk membiayai pangan keluarga.
Rumahnya pun sangat sederhana di pinggiran pemukiman, itupun kontrakan, Rp 450.000 per tahun.
Ditemui wartawan di kediamannya, Yusriana dan Harmei menceritakan kegetiran hidup.
Operasi pengangkatan kista itu sebenarnya sudah 4 kali dilakukan. Termasuk di rumah sakit di Medan dan Padang, Sumatera Barat. Tetapi, kista itu tak juga sembuh, bahkan kini sudah menjurus pada kanker ganas.
Berobat di Medan dan Padang itu juga merupakan perjuangan berat dan pedih.
Putri mereka yang berusia 17 tahun harus bekerja di rumah tangga orang lain, gajinya dikumpul untuk biaya ibu ke rumah sakit.
Sanak family juga pun ikut berperan. Saat adik Armei menjual sawah, sebagian uangnya dipergunakan membiayai Yusriana ke rumah sakit.
Bahkan saat operasi di Padang, Armei dan Yusriana selalu makan nasi sebungkus berdua akibat keterbatasan uang. Beberapa warga kota Padang yang ditemui Armei tersentuh hatinya dan turut serta menyumbangkan uang.
“Kini kami tak punya uang lagi, sedangkan istri saya harus dioperasi,” kata Armei yang saat itu didampingi mantan kepala desa Hutapuli, Hanafi Lubis.
Armei dan Yusriana sudah tak tahu lagi mencari biaya, padahal kista itu wajib diangkat.
Oleh karena itu, saat ini uluran tangan dari dermawan sangat diharapkan agar Yusrina bisa ke rumah sakit.
Mantan kepala desa Hutapuli, Hanafi Lubis menyatakan bahwa keluarga Armei berada dalam kondisi hidup miskin.
“Semoga ada dermawan yang dilapangkan Allah rezekinya bisa membantu keluarga Yusrina,” harap Hanafi.
Peliput: Syahren Hasibuan
Editor: Dahlan Batubara