SIBANGGOR (Mandailing Online) – Warga Desa Sibanggor Jae umumnya menyalahkan pihak PT.SMGP terkait tewasnya dua remaja di kolam milik perusahaan itu.
Itu diungkapkan warga serta kerabat keluarga korban kepada sejumlah wartawan yang melayat ke kediaman keluarga korban, Minggu (30/9/2018).
Kedua korban dimakamkan di desa itu sekitar pukul 10.00 WIB di komplek perkuburan desa. Masing-masing pusara korban saling berdekatan.
Menurut warga dan kerabat keluarga korban, dua titik kolam milik PT. Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP) itu tidak memiliki pagar, tidak memiliki plang merek larangan mendekati lokasi.
Ketiadaan pagar dan plang peringatan itu menjadi krusial karena lokasi kolam tak jauh dari pemukiman. Hanya berjarak sekitar 200 meter dari rumah penduduk dan sangat mudah dijangkau anak-anak saban hari.
“Dulu, lokasi kolam itu masih dipagar seng yang dicat warna biru. Sehingga kami orang tua masih merasa aman, tapi sekitar 3 bulan ini pagar seng itu sudah tak ada lagi,” kata warga mermarga Siregar yang diamini warga lainnya.
Menurutnya, pagar seng itu dibongkar pihak perusahaan setelah aktifitas pengeboran terhenti. Berdasar pengetahuan warga, pengeboran itu terhenti sekitar 8 bulan lalu karena pihak perusahaan gagal menemukan sumber panas bumi di titik tersebut.
Warga menyatakan, sewaktu pengeboran masih aktif, kolam itu berfunsgi sebagai kolam penyetokan air yang diperlukan untuk aktifitas pengeboran panas bumi.
Berita terkait : Dua Santri Tewas Tenggelam di kolam PT.SMGP
Berdasar penelusuran Mandailing Online dan sejumlah wartawan, lokasi kolam itu sangat mudah dijangkau warga karena terhubung dengan jalan jenis rabat beton,sehingga anak-anak desa sangat mudah bermain-main ke lokasi kolam.
Selain itu, warga juga saban hari melewati lokasi kolam ketika hendak mandi ke pemandian air panas yang berlokasi tak jauh dari kolam itu.
Peliput : Dahlan Batubara
Comments
Komentar Anda