Panyabungan.
Sejumlah warga Panyabungan, Kabupaten Mandailing Natal (Madina) ramai-ramai mendatangi pedagang untuk membeli petasan dan kembang api yang akan mereka gunakan pada malam 27 Ramadhan. Sudah menjadi tradisi bagi warga Panyabungan membakar petasan serta menyalakan lilin untuk menyambut datangnya Hari Raya Idul Fitri 1432 H.
“Di sepanjang Pasar Lama Panyabungan kita setiap tahun memasang tempat untuk menjual petasan dan malam 27 Ramadhan adalah puncak warga membelinya. Sejak masuknya bulan Ramadhan sebenarnya kita sudah berjualan walau dengan omset yang pas-pasan,” kata Rasid (38), pedagang petasan di Pasar Lama, Panyabungan, Jumat (26/8).
Menurut Rasid, Jumat kemarin merupakan puncak penjualan mereka. “Kita berharap hingga larut malam para konsumen terus berdatangan untuk menghabisi dagangan ini,” imbuhnya.
Ia mengakui sudah ada imbauan dari pihak kepolisian agar tidak memakai petasan, karena mengganggu ketenangan warga yang sedang melakukan ibadah.
“Kita juga sarankan kepada pembeli agar tidak meledakkan petasan jika masih berlangsung sholat tarawih,” sebutnya.
Sahri Nasution, salah seorang pembeli petasan mengatakan, dari awal Ramadhan penjual petasan ini sudah ada, tapi ia melarang anak-anaknya untuk memakai petasan tersebut.
“Khusus di malam 27 Ramadhan, kita justru mempunyai kewajiban untuk membeli petasan agar anak-anak kita ikut bermain dengan temannya dalam rangka menyambut datangnya Hari Raya Idul Fitri,” paparnya.
Menurutnya, jika tidak menyiapkan petasan, ia merasa kasihan terhadap anak-anaknya. Karena, sebelumnya mereka sudah mematuhi imbauan orangtua agar tidak memakai petasan, karena mengganggu warga yang sedang melakukan ibadah. (henri)
Sumber : medanbisnisdaily.com