Seputar Peristiwa Roboh Tambang Huta Bargot
PANYABUNGAN (Mandailing Online) – para korban rubuh tambang liar Huta Bargot, Mandailing Natal sangat sulit untuk diawawancarai oleh wartawan. Secara mayoritas mereka takut memberikan keterangan jika untuk bahan pemberitaan di media massa.
Dari 12 orang yang ditemui Mandailing Online, hanya satu orang yang bersedia. Itupun dengan syarat nama dan alamat rumahnya dirahasiakan alias tidak boleh ditulis dalam naskah berita.
Secara umum, faktor yang membuat mereka takut memberikan keterangan tentang peristiwa robohanya lobang tambang batu emas itu menyangkut keamanan diri. Mereka khawatir akan dikejar para pengusaha pemilik lobang.
“Tolong jangan wawancara saya. Ini soal keamanan diriku,” kata salah seorang yang ditemui di Panyabungan, Rabu (6/2).
Para toke atau pengusaha atau pemodal yang membuka lobang tambang di perbukitan Huta Bargot Julu, menurut para korban selamat itu, diyakini akan menyimpan dendam terhadap mereka jika memberikan komentar kepada pers.
Pengakuan para korban selamat, kekhawatiran pada keamanan diri itu muncul, karena usaha pembukaan tambang tersebut berstatus liar yang penuh resiko hukum jika ada korban nyawa di lobang tambang itu yang tentunya para toke dan pemodal lobang tambang akan berakhir di penjara.
“Jika wartawan terus memberitakan kengerian yang bertambang emas itu, para toke khawatir pemerintah menutup lokasi tambang. Karena tambang ini kan tambang liar. Kami juga yang menggantungkan nasib kebutuhan keluarga dari hasil batu emas ini akan kehilangan pendapatan,”katanya. (dab)
Comments
Komentar Anda