PANYABUNGAN (Mandailing Online) – Dalam beberapa hari terakhir harga berbagai jenis sayuran di beberapa pasar tradisional di Kabupaten Mandailing Natal (Madina) mengalami penurunan.
Penurunan antara Rp.500 hingga Rp.2.000/ ikat dan / kg. Pantauan wartawan di Pasar Baru Panyabungan, Rabu (26/3/2014) turunya harga diakibatkan menumpuknya pasokan pedagang.
“Harga sayuran turun, karena kita masih banyak memiliki stok sebab pembeli berkurang,” ujar Nurjannah seorang pedagang.
Jannah mengatakan, penyabab lain turunya harga berbagai sayuran tersebut diipengaruhi masih masa penen raya tanaman holtikultura sehingga barang banyak pembeli menurun tentu harga akan turun.
Selain itu, menurunnya pendapatan masyarakat akibat melorotnya harga karet juga mempengaruhi harga sayu-mayur.
Jenis sayuran yang harganya turun antara lain, tomat Rp.3.000/ Kg dari sebelumnya Rp.5.000/ Kg, Cabe Merah Rp.16.000/ Kg dari Rp.20.000/ Kg, Daun Ubi Rp.1.000/ ikat dari Rp.1.500/ ikat, Kacang Panjang Rp.1.000/ ikat dari Rp.1.500/ ikat.
“Memang merosotnya harga berbagai komiditi masyarakat seperti karet, kulit manis benar-benar berdampak terhadap kita sebagai pedagang. Akan tetapi jika harga kedua jenis hasil masyarakat sudah naik harga bisa naik lagi,” katanya.
Hal senada juga disampikan Hotmiah pedagang di pasar pagi Gunungtua, Panyabungan bahwa pasca turunnya harga berbagai sayuran ini dia tidak lagi memperoleh keuntungan yang bagus.
“Jika sutuasi seperti ini kita bisa mengalami kerugian, makanya untuk menyiasatinya agar tidak merugi tentu harga kita turunkan,” ucapnya.
Holmes petani tomat, kacang panjang juga membenarkan adanya penurunan harga sehingga untuk meraih laba yang memuaskan tidak lagi diperolehnya.
“Kita hanya menjual tomat Rp.2.000/Kg kepada pedagang, begitu juga dengan kacang panjang hanya Rp.500 sampai Rp.700/ ikat, padahal sebelumnya kita masih menjual tomat Rp.2.500 hingga Rp.3.000/ Kg. Kita hanya bisa pasrah menunggu pereknomian masyarakat membaik yang pada akhirnya harga sayuran juga akan naik,” harapnya.
Peliput : Maradotang Pulungan
Editor : Dahlan Batubara