MEDAN (Mandailing Online) – Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal sudah waktunya melakukan terobosan penting dalam upaya menurunkan angka kemiskina dan menaikkan IPM yang masih rendah.
Salah satu upayanya melalui pembentukan Tim Ekonomi yang kuat. Berikan mereka kewenangan penuh untuk bekerja,” ujar tokoh masyarakat Madina, Irwan H. Daulay dalam akun fecebook-nya, Rabu (19/7/2017).
Seiring dengan pembentukan Tim Ekonomi itu, lantas Pemkab Madina seterusnya menyiapkan Sumber Daya Manusia lokal melalui pelatihan dan pendidikan berbasis saintek.
Di sisi lain, Irwan juga mendesak agar Pemkab Madina melakukan langkah-langkah yang mendorong lahirnya pengusaha-pengusaha muda yang bervisi jauh ke depan.
Mendongkrak laju pertumbuhan ekonomi daerah, diperlukan juga menyiapakan Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi Madina.
“Mulailah membentuk badan-badan usaha setingkat PT untuk mengelola secara langsung SDA Madina, share sahamnya kepada swasta agar PT-nya semakin prospektif dan efisien,” katanya.
Untuk mempermudah titik prioritas per wilayah, diperlukan pemetaan potensi Madina untuk menetapkan zona pengembangan ekonomi. Misalnya, zona pengembangan kopi, padi, palawija, karet, tambang, energi, pariwisata, perikanan dan kawasan industri.
Di samping itu, juga harus dilakukan renegosiasi seluruh perizinan investasi agar Pemkab Madina serbagai representasi rakyat memperoleh manfaat yang adil.
Sementara itu, Badan Pusat Statistik Sumatera Utara dalam website resminya melaporkan, jumlah penduduk miskin di Kabupaten Mandailing Natal (Madina) mengalami kenaikan dalam 2 tahun terakhir.
Tahun 2016 ini jumlah penduduk miskin di Madina sebesar 10.98 %. Angka itu merangkak naik sejak tahun 2015.
Sebab, pada tahun 2013 jumlah penduduk miskin di Madina masih sebesar 9.62 %. Tahun 2014 sebesar 9.28 %. Kemudian tahun 2015 naik ke level 11.13 %, turun sedikit di tahun 2016 menjadi 10.98 %.
Sementara itu, untuk Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dari 10 kabupaten yang dilaporkan BPS Sumut, Kabupaten Mandailing Natal pada tahun 2016 berada di posisi nomor urut 2 paling terakhir, yakni di angka 64,55 %. Hanya berada di atas Nias sebagai kabupaten nomor urut akhir yang berangka 59,75 %.
Kabupaten Toba Samosir, sebagai kabupatan yang sama-sama lahir dengan Mandailing Natal justru saat ini berada di posisi teratas yakni 73,61 %.
Tapanuli Utara berada di posisi nomor 2 tertinggi, yakni 71,96 %, disusul Simalungun 71,48 %. Kemudian Asahan 68.71 %, lalu Tapanuli Selatan 68.04 % dan Tapanuli Tengah 67.27 %.
Sumber tambahan : sumut.bps.go.id
Editor : Dahlan Batubara