PANYABUNGAN (Mandailing Online) – Pejabat kementerian perdagangan Indonesia meninjau Pasar Baru Panyabungan, Rabu (27/3/2019).
Pejabat yang datang ini adalah Sihar Hadjopan Pohan, Direktur Sarana Distribusi dan Logistik, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan.
Ini kunjungan pejabat Kementerian Perdagangan RI kali pertama setelah pasar ini terbakar bulan Juni 2018 lalu.
Dan, di depan Direktur itu, pedagang memohon agar pasar segera dibangun kembali.
Sayangnya, tidak ada bahasa APBN yang diucapkan Sihar Hadjopan.
Padahal pedagang memerlukan bahasa itu : kapan dana pembangunan pasar baru ini dianggarkan ke dalam APBN.
Bahkan juga tidak ada bahasa : berapa angka rupiah yang dibutuhkan.
Atau, tidak ada bahasa : apakah akan ditangani swasta atau jalur APBN.
Sihar Hadjopan hanya berkata bahwa ke depan pasar ini akan dibangun sesuai standar nasional. Dan untuk dana relokasi akan dibantu pemerintah dengan catatan harus ada dana pendamping dari APBD.
Alhasil, para pedagang hanya garuk-garuk kepala setelah rombongan pejabat pusat itu berlalu dari pasar itu bersama bupati dan pimpinan SKPD.
Sebelumnya menantu Joko Widodo (Presiden Indonesia) telah pula meninjau pasar ini pada 22 Oktober 2018.
Di hadapan Boby, bahasa pedagang ketika itu juga memohon agar pasar segara dibangun kembali.
Di dalam benak pedagang, Boby akan membisikkan kepada mertuanya agar memasukkan dana ke dalam APBN untuk membangun kembali Pasar Baru Panyabungan.
Tetapi, apa hendak dikata. Sekiranya Boby berhasil berbisik kepada sang mertua. Dan sekiranya sang mertua juga mentitahkan agar APBN segera menganggarkannya, tentu bahasa Sihar Hadjopan sudah menyebut kepastian tahun berapa dibangun.
Lalu, sampai kapan pasar ini akan kembali dibangun? Apakah masih ada pejabat pusat lainnnya yang akan datang? Dan apakah masih ada pedagang bermohon di depan sang pejabat? Permohonan agar pasar segara dibangun kembali?
Yang jelas, setelah rombongan pejabat itu berlalu, pedagang kembali ke lapak masing-masing. Lapak yang sumpek. Sempit. Pengap. Sambil menunggu pembeli. (Dahlan Batubara)