PANYABUNGAN (Mandailing Online) – Lomba Kebun Kopi Arabika Spesiality di Mandailing Natal selama 4 bulan sukses terlaksana.
Berbagai perkebunan kopi arabika yang dikelola petani di Mandailing Natal (Madina) disertakan dalam lomba.
Lomba itu sendiri berlangsung selama 4 bulan, dimulai sejak Mei hingga Agustus 2019. Diselenggarakan gabungan 3 lembaga, yakni PT. Kopi Rakyat Indonesia (PT.KRI); Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal dan Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis Kopi Mandailing (MPIGKM).
“Awalnya kita rencanakan hanya 3 bulan. Tetapi ternyata memakan waktu 4 bulan,” ujar Edisyah Putra Tanjung, panitia lomba yang juga Supervisor PT. KRI kepada Mandailing Online, Senin (19/8/2019) di Panyabungan.
Di hari yang sama, Direktur Operasional PT.KRI, Taufiq menyatakan lomba ini bertujuan memotivasi petani kopi. Output-nya petani mampu mencapai tata kebun berstadar SOP (standar operasional prosedur). Agar petani mampu mengembangkan sisi kualitas dan kuantitas produksi.
“Dan perlombaan ini direncanakan senantiasa dilaksanakan tiap tahun,” ujarnya.
Berdasar kondisi selama ini, mutu produk hilir kopi yang dihasilkan petani umumnya masih belum mencapai standar yang diharapkan. Sedangkan sisi kuantitas juga masih rendah per hektar.
Memang selama ini, upaya meningkatkan pemahaman petani kopi termasuk sosialisasi dan pendampingan terus diupayakan pemerintah daerah dan lembaga swadaya masyarakat. Untuk itulah perlombaan ini menjadi penting sebagai salah satu unsur pemotivasi.
Sementara itu, Ahmad Yasir Lubis seorang agronomis menjawab Mandailing Online di hari yang sama menyatakan, lomba ini diharapkan mampu mendorong peserta lomba menerapkan tata kelola kebun kopi yang menjadi percontohan bagi petani lainnya.
Untuk itu, harus ada follow up pasca lomba. Termasuk dari sisi kemitraan, yakni kerjasama petani dengan mitra kerja berbasis bagi hasil. Kemitraan ini terutama di segmen pendampingan dan perawatan. Sehingga sisi kelemahan petani dapat tertanggulangi. Dan terpentig adanya jaminan pasar terhadap petani.
“Berdasarkan hasil kunjungan-kunjungan kita ke berbagai kebun kopi yang dikelola petani, masih banyak tata kelola yang belum memenuhi SOP,” katanya.
Oleh karena itu, inti dari kemitraan tersebut adalah seluruh syarat-syarat standar berkebun kopi harus singkron dalam semua tahapan. Sehingga petani mampu bersaing dalam hal kualitas di pasaran ekspor.
Ada tiga komponen yang dinilai dalam perlombaan itu. Pertama komponen Lahan, kedua Teknik Budidaya, ketiga Panen dan Pasca Panen.
Penilaian terhadap komponen Lahan meliputi ketinggian lahan dari atas permukaan laut (dpl) serta dari sisi konservasi. Konservasi terdiri pula dari berbagai sisi, yakni naungan, lubang tanam, tapak kuda/terasering dan rorak.
Penilaian terhadap komponen Teknik Budidaya meliputi varietas bibit, jarak tanam, pemupukan, pemangkasan, sanitasi serta pengendalian hama dan penyakit.
Penilaian terhadap komponen Panen dan Pasca Panen meliputi panen petik merah, pulping, fermentasi dan penjemuran.
Pemenang pertama di perlombaan ini diraih Muhammad Irsal Nasution, petani kopi di Desa Pagar Gunung Kecamatan Kotanopan. Dia mengumpulkan 92 poin.
Pemenang kedua  diraih H. Bahrin Lubis, petani kopi dari Desa Sopotinjak Kecamatan Batang Natal. Kebunnya berlokasi di Ulu Badak. Dia mengumpul 88 poin.
Pemenang ketiga diraih Abdul Rahman, petani kopi di Desa Sibiobio Kecamatan Kotanopan. Dia mengumpul 86 poin.
Pemenang keempat diraih Bahri Mustofa, petani dari Desa Tanobato Kecamatan Panyabungan Selatan. Kebunnya berlokasi di Putusan. Dia mengumpul 83 poin.
Tim juri terdiri dari 3 orang, yakni Ahmad Yasir Lubis seorang Agromis. Riki Wijayadi, pengusaha restauran kopi. Safruddin seorang praktisi kopi dari Mandailing Julu.
Penyerahan hadiah dilaksanakan di pendopo rumah dinas bupati Madina pada 17 Agustus 2019 malam usai resepsi kenegaraan.
Penyerahan trofi dan hadiah dilakukan oleh Bupati Madina Dahlan Hasan Nasution; Wakil Bupati Madina, Jakfar Sukhairi Nasution; Komisaris Utama PT.KRI, Revolin; Kapolres Madina, Irsan Sinuhaji.
Sementara itu, di parade HUT RI ke-74 ini, para petani kopi yang bermitra dengan PT. KRI turut ambil bagian dalam pawai di kota Panyabungan. Kontingen petani kopi ini memperoleh juara II.
Peliput : Dahlan Batubara