Panyabungan, (MO) – Sekitar 20 orang utusan dari beberapa elemen masyarakat masing-masing ulama, tokoh masyarakat dan pemuda, mempertanyakan tindak lanjut aksi unjuk rasa ribuan warga ke gedung DPRD Madina, Kamis (17/1). Elemen masyarakat ini menagih DPRD terkait pembentukan Pansus Bupati Madina Gate, Rabu (20/2).
Utusan perwakilan ini. sebelumnya sudah datang dengan membawa 18 dugaan kesalahan yang diperbuat Bupati HM Hidayat Batubara SE, selama 1,6 tahun memimpin Madina. Kedatangan mereka, diterima Ketua DPRD Madina AS Imran Khaitamy Daulay SH dan Arsidin Batubara. Keduanya, sama-sama dari Fraksi Golkar.
H Ismail Hakim Lubis selaku tokoh masyarakat, merasa kecewa atas sambutan wakil rakyat tersebut. Dari 40 orang jumlah anggota DPRD, hanya dua orang yang menerima mereka.
Padahal, katanya, sebelumnya pada saat kedatangan 23 utusan, telah membubuhkan tanda tangan persetujuan agar dilaksanakan hak angket dalam pembentukan Pansus Bupati Madina Gate.
Dikatakan, sikap dari 38 anggota dewan yang tidak hadir telah melukai hati ribuan masyarakat yang datang menyampaikan aspirasi mereka.
“Kedatangan kami ke mari, mempertanyakan sudah sejauh mana tindak lanjut dari pengaduan tentang dugaan kesalahan bupati Madina baik persoalan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN),” katanya.
Sementara tokoh pemuda Irwansyah Nasution pada kesempatan tersebut, mempertanyakan seputar perkembangan apa yang sudah disepakati dalam pertemuan di ruang Paripurna DPRD beberapa waktu lalu, karena hingga saat ini belum ada mereka lihat perkembangan dari pengaduan itu.
“Kedatangan masyarakat jumlahnya 10.000 pendemo, rasanya tercederai atas sikap wakil rakyat kami, dan tidak tertutup kemungkinan masyarakat yang sudah merasa terlukai oleh sikap dari Bupati Madina akan datang lagi dengan jumlah massa yang lebih banyak lagi. Karena itu, kami meminta kepada wakil kami di DPRD untuk dapat menindaklanjuti dari apa yang telah diusulkan masyarakat,” katanya.
Ketua DPRD Madina As Imran menyampaikan permohonan maaf kepada ulama dan utusan masyarakat lainnya atas sambutan anggota dewan yang jumlahnya dua orang, karena beberapa anggota dewan terhambat longsor di Jalan Provinsi Pantai Barat.
“Pada prinsipnya, saya menunggu usulan dari anggota dewan ke meja saya untuk melanjutkan aspirasi masyarakat, namun hingga sekarang belum ada saya terima.
Kalau kami dari Golkar tetap bersama rakyat dalam memperjuangkan aspirasinya, namun saya tetap optimis apa yang dicita-citakan masyarakat itu akan tercapai,” katanya. (MB)
Hallo kawan kawan Cerdik pandai di Madina , harus sabarlah saudara jawaban seperti itu sudah biasa di pentas politik zaman sekarang ini seperti cooling down saja memberi sabar bagi rakyat yang kurang puas, tapi begitulah harus bisa kita maklumi bersama
Kalau jwbn anggota dewan, 2 orang dr mereka terhambat krn jln longsor bukanlah suatu jawaban logis dan riil cerminan sosok pewadah aspirator masyarakat. Tapi jwbn tersebut merupakan jawaban Klasikal yg biasa dan lumrah dipakai para pemangku kepentingan di negeri ini untuk mengulur-ulur waktu agar sampai pada titik jenuh suatu masalah. Dan pada akhirnya akan terjadi kebosanan yg berujung pembiaran-pembiaran.
lengserkan Kepala daerah yg tidak bisa mengemban dan melaksanakan amanat rakyat,
kalau diperlukan masyarakat madina yang ada diperantauan turut serta untuk melenserkan bupati tersebut.
Kami yang berasal dari mandailing natal sangat sedih melihat keadaan ini.dan ini merupakan tanggung jawab moral
bgi kita yang berasal dari Madina.Horas