SIDIMPUAN, – Astaga! Bripka Sawal Harahap (33), oknum polisi yang memukuli imam salat tarawih M Nabis Batubara (65), diduga melakukan aksinya karena menganggap suara sang imam terlalu ribut dan ia tidak suka.
Hal ini disampaikan Sawal yang tercatat sebagai warga Kampung Darek, Gang Dame Kelurahan Wek VI, Kecamatan Psp Selatan, saat ditanya warga mengapa menganiaya korban M Nabis Batubara (65).
Menurut Sofyan Saleh Nasution (50), saksi mata saat kejadian, ia mengetahui jelas bagaimana peristiwa itu terjadi.
Kata Sofyan, alasan pelaku sampai tega menganiaya korban gara-gara suara M Nabis yang pada saat itu menjadi imam dianggap pelaku membuat keributan.
“Kenapa ribut-ribut? Inikan bukan bulan puasa,” terang Sofyan menirukan ucapan pelaku saat itu.
Ketika kejadian, Sofyan berada tepat di belakang korban. Ia sempat menyaksikan bagaimana pelaku datang dan menghampiri korban.
Selanjutnya, tanpa basa-basi memukuli M Nabis. Korban sampai tersungkur, dan tidak melakukan perlawanan. Akibat perbuatan pelaku, korban mengalami luka di dekat telinga bagian kanan, bagian bawah mata sebelah kanan sampai mendapat tiga jahitan, dan gigi bagian depan rompal.
“Ngeri kalilah kulihat, kayak orang kesetanan dia mukuli bapak itu (M Nabis), sampai berdarah-darah muka dan mulutnya. Untunglah segera kami amankan pelaku dan korban langsung kami bawa ke Polres Kota untuk buat laporan, baru kami bawa ke rumah sakit umum,” ujarnya.
Setelah korban melapor dan didampingi warga lainnya, tidak berapa lama, beberapa petugas Polres langsung datang ke tempat kejadian guna menjemput pelaku. Bripka Sawal Harahap, pelaku pemukulan, yang saat itu sedang berada di dalam rumahnya berusaha untuk dibawa petugas dengan menggunakan mobil patroli.
Sementara itu, Kepala Lingkungan I Kelurahan Wek VI Sahbudin Ritonga, kepada METRO, Minggu (21/7) menjelaskan, dahulu pelaku memang diketahui warga sekitar suka mengonsumsi narkoba jenis ganja. Dan, sudah lebih dari satu tahun korban terlihat seperti orang yang mengalami gangguan jiwa. Dan kejadian pada Kamis (18/7) malam kemarin tersebut, adalah puncak kekesalan warga kepada pelaku.
“Setahu saya dulu ia memang sering make-make ganja. Dan itu sudah lama sekali, kalau untuk penyakitnya sudah ada sekitar satu tahun lebih.
Dan kami juga tahu bukan bapak ini saja korban dia. Tapi inilah puncak kekesalan kami sebagai warga, apalagi kejadian ini terjadi saat kami sedang melaksanakan ibadah. Bayangkanlah, apa tidak biadab perbuatannya itu,” jelasnya.
Pelaku & Dua Polisi Sempat Dimassa
Ternyata, sebelum diamankan ke kantor polisi, warga sudah memadati sekitar rumah korban. Warga mengaku kesal dengan ulah pelaku. Selama ini, pelaku sering membuat onar. Akhirnya kekesalan warga memuncak ketika pelaku memukuli imam salat tarawih.
Kekesalan warga dilampiaskan saat pelaku hendak dibawa menuju mobil patroli. Warga sempat memukuli korban dan dua polisi yang mengamankan pelaku. Namun, ada sebagian warga yang melerai. Selanjutnya, petugas bersama pelaku meninggalkan kerumunan menuju Polres Kota Psp.
“Ya bagaimanalah, saat itu warga sudah geram sekali melihat perbuatan pelaku. Kondisinya waktu itu sudah tidak kondusif, apalagi petugas yang datang hanya dua orang, terus seolah-olah membela pelaku. Jelaslah warga jadi marah, dan sempat memukuli pelaku dan petugas itu,” kata Parhimpunan Hutabarat, tokoh masyarakat setempat.
Menurut Parhimpunan, jika Polres tidak menindaklanjuti permasalahan ini dengan serius, maka ia bersama warga akan datang ke polres berunjuk rasa. “Jangan mentang-mentang petugas terus seenaknya saja kepada masyarakat.
Kalau dia memang benar-benar tidak waras, kenapa masih diaktifkan? Inikan sama saja dengan pembiaran. Kami bertindak seperti ini, karena kami merasa takut dan terancam atas perbuatan pelaku yang kami anggap sudah di luar batas kewajaran. Kalau dibiarkan, bisa saja terjadi lagi pada korban-korban lainnya,” tukas Parhimpunan.
Menurut Kapolres Kota Psp AKBP Budi Hariyanto, untuk sementara ini pelaku sudah dititipkan di Lapas Salambue. Dan, untuk memastikan pelaku waras atau tidak, ia belum berani memberikan komentar. Pasalnya, pelaku yang diketahui bernama Bripka Sawal Harahap masih aktif dan tercatat sebagai Personil Polres Tapsel.
“Ya saya tidak bisa kasih komentar pelaku ada gangguan jiwa atau tidak. Pastinya dia masih tercatat sebagai personil Polres Tapsel. Dan sudah kita tahan dan titipkan sementara di Lapas Salambue. Dan seterusnya akan segera kita proses lebih lanjut lagi,” terang perwira berpangkat melati dua tersebut.
Ditahan Terpisah
Sementara itu, Kepala Lembaga Permasyarakatan Salambue, Marahatoguan, mengatakan, pelaku penganiayaan yang diketahuinya sebagai oknum polisi dititipkan di ruangan tahan mereka untuk sementara.
Namun, ia merasa heran mengapa dititipkan di lapas yang dipimpinnya. Sebab, oknum tersebut diketahui ada mengalami gangguan jiwa. “Memang ada dan sudah kita tempatkan di satu ruangan dan tidak digabung dengan tahanan lain.
Tapi saya merasa kasihan juga, sebab setahu saya pelaku tersebut mengalami gangguan kejiwaan. Saya rasa tidak pantas untuk ditahan di sini. Tapi karena permintaan dari pihak kepolisian, terpaksalah kami terima,” tukasnya. (metro)
RT @mandailing_on: Kabar Terbaru: SIDIMPUAN, – Astaga! Bripka Sawal Harahap (33), oknum polisi yang memukuli imam salat… http://t.co/NSrJ…
@mandailing_on pecat oknum polisinya !
RT @mandailing_on: Kabar Terbaru: SIDIMPUAN, – Astaga! Bripka Sawal Harahap (33), oknum polisi yang memukuli imam salat… http://t.co/NSrJ…
Oknum Polisi Itu Anggap Suara Imam Tarawih Ribut http://t.co/J1bdZT0ddA
Ah. Bakar aja oknum polisi kaya gitu. Gak pantes hidup bermasyarakat! http://t.co/aL0qGIrXYJ