Cerpen
Karya: Rina Youlida Nurdina
Mentari mulai condong ke arah barat, udara yang tadi terasa terik kini mulai lebih sejuk. Suara riuh di jalan raya dari banyaknya kendaraan yang ditandai dengan suara bising klakson kendaraan yang saling bersahutan menandakan sudah waktunya orang-orang harus kembali ke rumahnya masing-masing setelah sibuk beraktifitas seharian.
Ayah menoleh ke arah pintu. Benar saja, Merry baru pulang bekerja. Ayah yang sedari tadi duduk di depan TV bersantai menikmati sore hari menyambut kedatangan putri kesayangannya itu.
Merry yang bekerja di kantor kecamatan adalah gadis yang sangat ceria. Di kantor ia bergaul dan memiliki banyak teman serta beberapa teman dekat yang sudah seperti saudara yang apapun tentang pribadi masing-masing sudah saling mengetahui dan memahami.
Namun, kali ini ayah sangat heran melihat putrinya pulang tidak ceria seperti biasanya.
“Merry, mengapa ayah lihat kamu berbeda hari ini sayang? Wajahmu terlihat kusut seperti kain yang belum disetrika. Dimana wajah ceria dan manis gadis ayah? Apa kamu kelelahan karena banyak tugas kantor?” tanya ayah pada Merry.
Merry tidak langsung menjawab. Ia membuka kedua sepatu heels-nya dan menggeser ke arah dalam kolong meja kayu, meletakkan tas ransel coklat berbahan canvas yang berisi laptop dan perlengkapan kerja lainnya di atas sofa sambil merebahkan punggungnya disandaran sofa itu.
Menghela nafas panjang ia mulai menjawab pertanyaan ayahnya.
“Ayah, hari ini aku kesal sekali. Aku kesal dengan semua teman-temanku, padahal aku nggak tahu kesalahanku itu di mana.”
Ayah yang sangat pengertian dengan putrinya ini mengambil remote yang ada di sampingnya dan mematikan televisi. Sedari tadi ayah asyik menonton film SpongeBob yang bisanya menjadi tontonan oleh anak-anak. Ayah mendekati Merry dan mulai mengajak Merry untuk bercerita.
“Emang kamu kenapa di kantor? Ada masalah apa ? Ayo cerita sama ayah supaya hatimu lebih lega. Setelah itu kamu bersihkan dirimu dan beristirahatlah supaya besok kamu bisa bekerja dengan baik dan bersemangat lagi. Mana tahu jika kamu cerita ke ayah nanti kita bisa dapat solusi,” kata ayah dengan bijak.
“Ayah tahu kan kalau aku punya teman-teman yang sangat dekat? Aku sangat menyayangi mereka dan sudah menganggap seperti keluarga sendiri. Kemanapun aku pergi dan apapun yang aku kerjakan pasti mengikutsertakan mereka dalam berbagi tugas dan hasil. Aku merasa dengan kami bekerja bersama-sama semua terasa mudah dan menyenangkan walau terkadang pekerjaan itu cukup sulit,” jawab Merry.
“Lantas apa masalahnya?” tanya ayah makin penasaran.
“Masalahnya sebenarnya sangat sepele, Yah. Tadi tanpa sengaja aku mendengar pembicaraan teman-temanku di ruangan. Mereka tidak tahu jika aku ada di balik pintu ruangan karena baru saja sampai dari kantor kelurahan. Aku sangat kesal karena mereka berencana pergi memanen durian di kebun salah satu rekan kerja kami tanpa mengajak aku turut serta dengan mereka. Kecewa rasanya, Yah.”
Ayah pun menggeser duduknya lebih dekat kepada Merry dan menepuk pundak putri kesayangannya itu.
“Merry sayangku, ayah baru saja loh menonton film SpongeBob kesukaan keponakanmu. Mungkin kesannya lucu ayah masih menonton film kartun seperti itu. Tapi ada banyak sekali pelajaran dan mungkin itu juga bisa jadi pelajaran buat kita di dalam hidup ini. Persahabatan, pertemanan, besti-besti-an, apapun itu namanya, semuanya berhubungan dengan kepentingan. Tidak ada hubungan yang tidak didasari kepentingan apapun jenis hubungannya. Dari film Spongebob tadi ayah melihat cerita yang sangat lucu di mana Squidward yang sangat kecewa pada Tuan Krab karena tidak pernah mendapat pertambahan gaji dan bonus kerja. Ia berusaha untuk mengajak Spongebob untuk mogok kerja jika gaji tidak dinaikkan. Spongebob yang polos merasa bahwa Squidward adalah sahabat baiknya dan telah lama bekerja bersama-sama di toko Krabby Patty milik Tuan Krab tidak akan mau menjerumuskannya sehingga ia mau saja diminta oleh Squidward untuk mogok kerja sesuai keinginan Squidward. Namun apakah yang terjadi? Apakah SpongeBob mendapatkan apa yang ia harapkan sesuai dengan apa yang Squidward sampaikan bahwasanya nanti mereka akan diberikan upah yang lebih besar lagi oleh Tuan Krab? Tidak, yang terjadi justru Tuan Krab memberhentikan SpongeBob bekerja dari toko Krabby Patty nya karena dianggap tidak loyal lagi pada pimpinan. Sedangkan Squidword masih tetap bekerja seperti biasanya. Squidword yang licik sengaja melakukan itu agar spongebob berhenti bekerja. Sementara tokoh yang paling berjasa dalam suksesnya toko Krabby Patty itu adalah Spongbob. Karena terlalu percaya kepada sahabat akhirnya SpongeBob hancur sendirian. Nah, dalam hubungan pertemanan juga seperti itu, orang-orang yang kita anggap sebagai orang baik yang kita percaya dan sayangi, terkadang merekalah yang membuat sedih dan kecewa. Jadi belajarlah dari kisah SpongeBob itu. Jadilah perempuan yang lebih kuat dalam mengarungi kehidupan. Majulah tanpa harus menjatuhkan orang lain dan biarkan orang berbuat buruk karena suatu saat keburukan itu juga akan kembali kepada orang yang melakukannya,” ayah berkisah dengan sempurna.
Merry yang sedari tadi dengan cermat mendengar cerita ayah mengangguk-anggukkan kepalanya tanda mengerti tentang apa yang baru saja disampaikan oleh ayah. Ia pun memeluk ayahnya dan mengucapkan terima kasih.
“Ayah sekarang aku sudah mengerti dan aku tidak akan sedih lagi karena aku sudah tahu bahwa begitulah dinamika dunia kerja dan dunia pertemanan. Terima kasih, Ayah. Sekarang aku pergi mandi dulu ya, Yah,” kata Merry sambil beranjak berdiri meninggalkan ayahnya. Ayah pun tersenyum melihat putri cantiknya berlalu dari hadapannya.
Rina Youlida Nurdina adalah guru di SMP Negeri 6 Panyabungan, Mandailing Natal, Sumut.
Anggota Forum Komunikasi Pendidikan (FKP) Madina.