PANYABUNGAN (Mandailing Online) – Presentasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Batahan dilangsungkan di Taman Raja Batu, Panyabungan, Mandailing Natal, Senin (9/3/2020).
Kegiatan presentasi ini bagian dari berbagai agenda peringatan HUT ke21 Kabupaten Mandailing Natal (Madina).
Peserta presentasi antara lain : matan Gubernur Sumut, Tengku Eri Nuradi; Ketua Kadin Sumut, Ivan Iskandar Batubara; Komjen Pol Saud Usman; Bupati Madina, Dahlan Hasan Nasution; Ketua STAIN, Torkis Lubis; Dandim 02121 TS; Kapolres Madina; pengusaha nasional asal Madina, Aswin Parinduri; Ketua HIPMI Madina, Zainul Arifin; Wakil Ketua DPRD Madina, Erwin Efendi Nasution; Ketua Komisi 1 DPRD Madina, Sobir Lubis.
Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sumut, Ivan Iskandar Batubara dalam presentasinya mengungkapkan bahwa Kadin membagi Sumut dalam 5 bagian kawasan peta ekonomi yakni Medan Karo, Toba, Aslab, Tabagsel, Nias.
Masing masing kawasan ini berbeda peluang ekonominya.
Kawasan Pantai Barat sendiri termasuk kawasan minim investasi. Pengusaha enggan berinvestasi karena biaya tinggi, akibat faktor pintu logistik tak ada di Pantai Barat Sumut.
Belawan yang berada di Pantai Timur yang menjadi pintu ekonomi sangat jauh dari kawasan Pantai Barat penyebab high cost distribusi.
Oleh karena itulah, Kadin melihat keberadaan KEK Batahan di Madina merupakan satu solusi dari berbagai variabel mendorong pertumbuhan investasi.
KEK Batahan yang berada di Pantai Barat Sumut ini menjadi pintu ekonomi Pantai Barat Sumut di sisi laut Samudera.
Bahkan dalam catatan sejarah, era 1800-an sejumlah pelabuhan laut di sepanjang pantai barat Sumatera telah menjadi jalur distribusi barang dan perdagagan strategis untuk kawasan Eropa.
Perubahan pintu masuk di era Orde Baru ke arah Belawan di Pantai Timur menyebabkan kawasan Pantai Barat Sumut ketinggalan.
KEK Batahan akan menjadi pintu ekspor bagi kabupaten/kota yang berada di kawasan Pantai Barat Sumut menuju daratan Timur Tengah, Afrika, Eropa dan India. Sedangkan menuju Jepang, Korea dan Cina tetap dari Selat Malaka (Pantai Timur).
Oleh karena itu, Kadin melihat bahwa kehadiran KEK Batahan bukan saja kelak akan menjadi peluang ekonomi bagi Madina saja, tetapi juga peluang ekonomi bagi sekitar 15 kabupaten/kota di kawasan Pantai Barat Sumut dan 3 daerah di Aceh serta 2 daerah di Sumbar.
Sejauh ini Kadin Sumut telah melakukan presentasi dengan berbagai perwakilan berbagai negara termasuk dengan Tanzania, India dan Belgia. Untuk Sumut presentasi telah dilakukan di berbagai daerah, dan sejauh ini Sibolga, Pakpak dan Dairi sudah menyatakan bergabung dalam KEK Batahan.
Namun, Ivan juga melihat berbagai kendala dan tantangan yang harus diperhatikan dan secara bersama dicari solusinya.
Kendala kendala itu antara lain ego sektoral kabupaten/kota.
Tantangan yang dihadapi termasuk mainset semua pihak dari rasa rendah diri yang harus dirubah ke arah memantaskan diri di posisi masyarakat maju berdaya saing yang kompetitif.
Minat orang muda pada pertanian drop juga menjadi tantangan bagi semua pihak untuk merangsangnya. Termasuk merangsang orang muda usai kuliah yang selama ini tak mau pulang kampung membangun pertanian.
Sementara itu, mantan Gubsu Tengku Ery Nuradi menyatakan perjuangan mendirikan KEK Batahan merupakan terobosan penting dan menunjukkan bahwa niat mengembangkan kawasan Pantai Barat sejauh ini sudah ada.
Dia menyatakan bahwa membangun suatu kawasan tak akan mampu maksimal jika hanya bergantung pada APBD saja karena APBD itu terbatas. Harus ada dukungan pemerintah pusat dan sokongan dunia usaha dari sisi investasi.
Dan KEK Batahan menurut Tengku Ery menjadi solusi.
Sebelumnya, Bupati Madina Dahlan Hasan Nasution dalam pengantar persentasi mengungkap bahwa andalan KEK Batahan di Madina meliputi sektor industri, perkebunan dan pariwisata. Poin poinnya antara lain sawit, CPO, kopi, serai wangi, holtikultura, aspal campur karet.
Pengembangan pengembangan sektor sektor itu selama ini masih seret akibat biaya distribusi ke Pantai Timur terlalu tinggi.
Dan KEK Batahan diharapkannya menjadi solusi dan peluang penting bagi kawasan ini di masa mendatang.
Peliput : Dahlan Batubara