PANYABUNGAN (Mandailing Online)
Harga tikar pandan di Mandailing Natal sebenarnya sudah cukup memadai dari sisi hitungan ekonomi usaha anyaman tikar.
Hanya saja, serapan pasar terhadap produk tikar pandan dan sejenisnya kian menyurut seiring gempuran produk tikar buatan pabrik dan sejenisnya yang berbahan baku non pandan.
Bu Kholilah (50), pengayam tikar pandan dari Desa Pintu Padang Julu, Kecamatan Bukit Malintang, menyatakan sampai saat ini pengayam upahan yang dibinanya mampu memproduksi 20 sampai 30 buah tikar pandan tiap minggunya.
Model dan motif tikar yang dihasilkannya juga berragam. Ada yang model tarawang penuh, tarawang bolak, tarawang menek. Harganya juga bervariasi, mulai dari 35 ribu rupiah sampai dengan seharga 350 ribu per tikarnya.
Pengayam lainya, Eliarni mengungkapkan, hasil anyamannya bisa mencapai 3 tikar dalam satu minggu. Jika banyak pekerjaan sawah, dia hanya mampu memproduksi antara 1 hingg 2 tikar saja. Hasil anyaman akan dijual kepada pengumpul, selanjutnya pengumpul biasanya datang setiap hari Rabu.
Harga pasaran ntikar pandan, terang Eliarni, 1 tikar biasa yang dipakai untuk tidur dijual seharga 25 hingga 30 ribu rupiah yang berukuran 1,5 meter.
Sedangkan harga tikar anyaman pandan yang dipakai untuk pesta atau disebut amak lampisan (tikar adat) yang dibuat dari tikar anyaman biasa tetapi memiliki hiasan atau disebut amak terawang harganya bisa mencapai 500 hingga 700 ribu rupiah, bahkan bisa sampai 1 juta rupiah.
“Sekarang saja saya sedang mengerjakan amak lampisan pesanan warga yang ingin melaksanakan pesta pernikahan. Untuk pernikahan adat orang Mandailing, amak lampisan itu harus ada,” sebutnya. (idw/dab)