PALAS, – Masyarakat Desa Saba Balik dan Desa Simartolu Perbatasan Kabupaten Palas dan Paluta mengeluh harga karet yang turun sejak dua bulan terakhir. Harga yang sebelumnya berkisar Rp8.000 per kilogram (kg) turun Rp2000 menjadi Rp6.000 per kg.
Masyarakat setempat yang keseharian rata-rata penderes karet mengeluh disebabkan harga yang menurut, sehingga mereka tidak bisa lagi mencukupi kebutuhan sehari-hari, terutama kebutuhan di bulan puasa dan menjelang Hari Raya Idul Fitri nanti.
Seperti yang dikemukakan Dirman Harahap warga Saba Balik, Rabu (17/7). Sejak turunnya harga dua bulan lalu, dirinya mengaku sangat kesulitan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Lahan berkisar 1 hektare tersebut setiap minggu hanya dapat menghasilkan 60 kg getah.
Terlebih lagi saat ini bulan puasa menjelang lebaran dan tahun ajaran baru ditambah, lagi harga kebutuhan yang semakin naik membuat penderes yang merupakan mata pencarian pokok masyarakat setempat merasa kesulitan.
“Untuk saat ini kita bersyukur hanya dapat menutupi kebutuhan pokok saja. Sebab sejak turunnya harga karet dua bulan lalu sudah sangat menyulitkan untuk kita. Apalagi menderes ini rata-rata mata pencarian masyarakat sini,” ujar Dirman Harahap.
Himpitan ekonomi masyarakat terpencil ini semakin menjadi seiring perlahan naiknya kebutuhan pokok pasca kenaikan BBM dan jelang lebaran, namun harga karet masih saja belum standar bagi masyarakat.
Dalam menyikapi hal ini harapan masyarakat kiranya Pemerintah Daerah dapat menyikapinya guna mengurangi beban para petani karet. (metrotabagsel)