Oleh: Opah Baginda
Meski tidak lagi lolos pada Pemilihan Legislatif 2024 menjadi anggota legislatif DPRD Provinsi Sumatera Utara dari Partai Hanura, namun fakta membuktikan beliau ini mampu mengantongi hampir 20.000 suara pemilih terutama tersebar di dapil Madina I dan dapil Madina V.
Di dua Dapil Madina itu, tokoh politik mantan komisioner KPUD Madina ini masih diidolakan masyarakat karena sikap dan keramahtamahannya.
Karakternya yang kuat dan kental dengan prinsip dasar masyarakat Mandailing Natal “holong dohot domu” membuat dia juga dijuluki banyak kalangan dengan sebutan “parmata-mata ni honas“.
Dua Periode menjadi anggota DPRD Sumut, H.Fahrizal Efendi Nasution,SH, M.AP (kandidat) gelar Sutan Kumala Bongsu Lenggang Alam banyak menorehkan ide, gagasan, dan perjuangan khususnya bagi masyarakat Madina. Dalam banyak kesempatan, baik lewat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan jajaran mitra kerja komisinya di DPRD Sumut, maupun dalam kesempatan lainnya.
Ia tidak datang, duduk, diam, dengar saja sebagai wakil rakyat. Tapi beradu ide, gagasan, narasi dan argumentasi dengan mitra kerjanya. Foto ditampilkan adalah saat berlangsung kegiatan RDP dengan salah satu mitra kerja komisi DPRD Sumut saat membahas seputar persoalan hak-hak masyarakat hukum adat di lingkar perusahan perkebunan di wilayah Pantai Barat Mandailing Natal.
Banyak tokoh masyarakat di wilayah Siabu dan Panyabungan merasa optimis jika beliau ini pada satu kesempatan mendatang bisa tampil di jajaran Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal sebagai bupati maupun sebagai wakil bupati.
Pengalaman dalam beragam organisasi juga sudah tak diragukan. Di awal berdirinya Kabupaten Mandailing Natal (Madina) pasca pemekaran dari Tapsel dia sempat terjun ke dunia jasa konstruksi dan menjadi ketua DPC salah satu organisasi jasa konstruksi.
Selepas itu, ikut bersaing dalam keanggotaan komisioner KPUD Madina dan menjabat satu periode dan kemudian menjadi ketua DPC Partai Hanura menjelang Pileg 2009. Pada Pileg 2009 Fahrizal lolos menjadi anggota legislatif DPRD Madina dan menjadi unsur pimpinan dewan kala itu hingga 2014 bersama sahabat As Imran Khaitamy Daulay dari Partai Golkar dan sahabat Syafaruddin Ansari “Todong” Nasution dari Partai Demokrat.
Meski pada Pileg 2014 beliau tidak secara langsung dilantik jadi anggota DPRD Sumut. Namun beberapa tahun pasca Pileg digelar dia kemudian dilantik lewat PAW. Dari hitungan periode masa jabatan di DPRD Sumut, beliau saat ini berada di penghujung masa bakti periode kedua.
Merujuk pada syarat minimal yang selalu diungkapkan Opah Baginda dalam berbagai kesempatan terkait bakal calon kepala daerah (bacakada) Madina dalam memasuki 25 tahun kedua Madina dalam konteks percepatan pembangunan, pemerataan hasil pembangunan dan pembangunan ekonomi kesejahteraan masyarakat. Beliau salah satu figur yang punya kans kuat tanpa mengesampingkan figur figur lain yang namanya sudah bermunculan.
Yang paling terpenting dipahami adalah kualitas, kapasitas tokoh, wawasan, jaringan, dan konsistensi tokoh dalam bersikaf dan berpikir. Lebih jauh dari itu, mindset dan political will-nya dalam memandang masyarakat dan daerah ini sebagai subjek sekaligus objek pembangunan daerah.
Bravo Sutan Kumala Bongsu Lenggang Alam.