Pasca tertembaknya salah seorang warga yang berbuntut pembakaran sejumlah fasilitas perusahaan tambang emas PT Sorikmas Mining, Ahad (29/05/2011) siang kemarin, Pemkab Mandailing Natal (Madina) bertindak cepat. Namun Pemkab Madina tidak berwenang menutup PT Sorikmas Mining.
Hal itu ditegaskan Bupati Madina Aspan Sofian Batubara ketika konfirmasi melalui telepon, Senin (30/05/2011) pagi, mengenai langkah-langkah yang diambil Pemkab Madina pasca terjadinya peristiwa kemarin.
Dijelaskannya, pasca peristiwa tersebut sejumlah tokoh masyarakat langsung dikumpulkan tadi malam. Apalagi pasca peristiwa kemarin, beredar isu polisi akan menyerang masyarakat, sebaliknya masyarakat akan menyerang kantor polsek setempat.
“Pasca kejadian kemarin, kita langsung mengumpulkan tokoh masyarakat tadi malam. Kita minta kepada masyarakat agar tidak mudah termakan isu serta senantiasa menjaga kondusifitas,” ujar Aspan.
Aspan juga menjelaskan, salah seorang warga yang sempat mendapat perawatan di RSUD Panyabungan akibat tertembak aparat telah dibawa pulang orang tuanya. Tindakan tersebut diambil karena korban maupun orang tuanya terlalu banyak ditanyai pihak-pihak tertentu.
Namun ditegaskannya, Pemkab Madina tidak ada rencana menutup PT Sorikmas Mining. Hal itu dikarenakan Pemkab Madina tidak memiliki kewenangan menutup perusahaan tambang, sebab yang mengeluarkan izinnya adalah Presiden.
Diberitakan sebelumnya, aksi damai warga Desa Godang, Kecamatan Siabu, Kabupaten Madina di barak PT SM, Ahad (29/05/2011) siang berakhir rusuh. Seorang ibu rumah tangga, Solopia (17) tertembak di bagian punggungnya, sehingga harus mendapat perawatan medis di RSUD Panyabungan.
Aksi warga yang menolak keberadaan perusahaan tambang emas PT SM, berawal saat sekitar 500 lebih orang warga Desa Godang mendekati areal PT SM, yang berjarak sekitar 3 jam berjalan kaki dari desa mereka.
“Belum sampai kami di lokasi pertambangan, puluhan aparat keamanan sudah melakukan penghadangan. Mereka melakukan penembakan ke udara secara beruntun sehingga kami ketakutan dan lari kocar kacir,” ujar Muhmmad Nuh dari LSM Lembaga Perlawanan Rakyat (LPR) Madina, yang turut ke lokasi pertambangan mendampingi warga.
Dari aksi aparat keamanan ini, seorang ibu rumah tangga bernama Solopia, terkena tembakan di bagian punggungnya, sehingga memancing kemarahan warga. Warga melakukan perlawanan secara beramai-ramai dengan membakar fasilitas milik PT SM seperti ruang pertemuan, kantor serta 10 barak buruh.
“Hanya masjid yang tidak dibakar warga, semuanya hancur, kantor perusahaan, serta sekitar sepuluh barak pekerja, habis dibakar warga,” ujar Nuh. (BS-002)
Sumber : Beritasumut