SIABU (Mandailing Online) – Survey terhadap arus Sungai Batang Gadis yang dilakukan baru-baru ini memberikan gambaran arus sungai itu berpotensi menghasilkan arus listrik sebesar 150 MW dengan pola PLTA.
Survey yang diprakarsai Kementerian ESDM sekitar 2 pekan lalu di Sungai Batang Gadis Kecamatan Siabu, Mandailing Natal memberikan gambaran potensi arus listrik 94 hingga 150 Mega Watt dengan pola Pembangkit Listrik Tenaga Air.
Itun merupakan survey awal di titik 13 Kilometer ke arah hilir dari titik Muara Batang Angkola atau Lumpatan Babiat.
Volume air sungai di hilir Lumpatan Babiat ini sangat tinggi karena adanya sumbangan debit air dari Sungai Batang Angkola ke badan Sungai Batang Gadis di titik Muara Batang Angkola.
Sumber resmi di kementerian ESDM yang diperoleh Mandailing Online via telefon seluler, Kamis (18/10/2018) menyebutkan titik yang disurvey untuk PLTA itu berada 13 Kilometer di hilir Lumpatan Babiat agar tidak mengganggu bagi areal pertanian dan hunian di desa-desa kawasan Tano Tiris.
Study Awal merupakan study pertama atau study sesaat untuk memperoleh gambaran awal, nantinya akan dilanjutkan ke tahap Pra Study Kelayakan yang kemudian masuk tahap Study Kelayakan.
Jika titik 13 Kilometer di hilir Lumpatan Babiat itu dilakukan pola waduk akan berpotensi menghasilakn 150 MW. Sementara PLTA tanpa waduk diperkirakan sebesar sekitar 94 MW. Berdasar perkiraan pihak Kementerian ESDM,waduk itu bisa seluas sekitar 300 Hektar.
Waduk itu tidak akan berdampak menggenangi kawasan Muara Batang Angkola dan Tano Tiris sekitar, karena ada sekitar 34 meter elevasi (posisi ketinggian secara vertikal) dari Lumpatan Babiat ke titik hilir 13 KM dari titik Lumpatan Babiat.
Sumber di Kementerian ESDM itu menyebutkan, pola PLTA dengan sistem waduk ini berbeda dengan jenis PLTMH (Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro) yang hanya berpotesni menghasilkan 10 MW dan atau PLTMH (Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro) yang hany berpotesni menghasilkan sekitar sebesar 10 hingga 20 MW. Itu dijelaskannya terkait survey sekitar tahun 2012 lalu oleh Pemkab Madina dan sejumlah perusahaan swasta yang masa itu melakukan survey untuk pola PLTMH bukan untuk jenis PLTA sistem waduk.
Sebelumnya, mantan anggota DPRD Mandailing Natal yang berdomsili di Desa Huta Godang Muda (Tano Tiris) menjawab Mandailing Online, Selasa (16/10) menyatakan menyambut baik jika kawasan Batang Gadis dijadikan PLTA dengan syarat harus berada di titik agak jauh ke hilir Lumpatan Babiat agar tidak berdampak pada Pemukiman Desa Muara Batang Angkola dan kebun masyarakat.
Dia juga menyatakan, jika pembangunan PLTA terwujud harus mengutamakan warga setempat terutama putra daerahnya dari sisi kerja yang di butuhkan perusahaan, agar bisa mengurangi tingkat pengangguran.
Peliput : Dahlan Batubara / Adanan Saleh